film berjudul "The Wild Robot", menceritakan kisah robot yang biasanya bekerja secara programing dan sistematis, namun perasaannya tersentuh karena menemukan dan merawat seekor angsa yang selalu mengikutinya. Bahkan kebaikannya mengubah pola pikir keadaan di sekitarnya, dalam menghadapi dunia yang keras di mana makhluk hidup saling menjatuhkan demi melindungi bahkan memperkaya diri sendiri. Yang dilakukan oleh robot ini justru kebalikannya yaitu peduli antar sesama. Mungkin kita lupa, bahwa pertolongan sekecil apapun ternyata sangat berdampak besar bagi kehidupan. Â
Beberapa minggu lalu saya menontonAwal mulanya dari menemukan sebuah telur, telur itu menetas kemudian menjadi seekor angsa. Angsa ini selalu mengikuti kemanapun Robot pergi. Robot ini begitu menyayanginya seiring berjalannya waktu, seperti anaknya sendiri. Namun ketika tumbuh dewasa, angsa ini memiliki banyak pertanyaan. Mengapa dirinya berbeda dari yang lain? Kenapa angsa yang lain bisa berenang dan terbang dengan mudahnya? Karena pertanyaan tersebut, saya kemudian mengingat sebuah film berjudul "Gifted".Â
Film berjudul "Gifted" ini menceritakan dimana seorang anak yang dirawat oleh pamannya dari kecil, kemudian akhirnya dia tahu bahwa dia memiliki seorang ayah yang tinggal di kota yang sama. Namun, dia merasa sangat sedih kenapa ayahnya tak pernah menemuinya. Dengan bijaknya paman ini, mengajak anak ini ke Rumah Sakit. Anak ini bingung, karena dia disuruh duduk di ruang tunggu operasi selama berjam-jam. Kemudian setelah lama mereka duduk, pamannya menunjukkan situasi dimana seseorang yang keluar dari ruang operasi mengabarkan kelahiran seorang bayi dan keluarga tersebut bahagia. Paman itu menjelaskan bahwa ketika dulu anak ini lahir, dia yang ada di samping ibunya dan keluar dari ruang operasi dengan raut bahagia serta memberitakan kelahirannya. Setelah mendengar penjelasan dari pamannya, anak ini menjadi kembali bahagia, dia melompat dan ikut merayakan kelahiran dari keluarga tersebut.
Begitu juga dengan apa yang dilakukan oleh Robot, meskipun dia tidak memiliki sayap. Dia mengajari angsa untuk dapat berenang dan terbang dengan berbagai cara. Mungkin karena sering bersama, saling menerima dan memberi satu sama lain rasa keterikatan emosi ini menjadi berkembang. Ajaibnya keterikatan emosi ternyata menumbuhkan rasa peduli antara satu dengan lainnya. Rasa peduli itu bahkan menumbuhkan rasa untuk melindungi dan mengusahakan banyak upaya demi kebahagiaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H