Memotong brokoli, kentang, menyelam di dalam air kemudian menahan nafas, berjalan kaki hingga bisa menghirup udara bebas dan melihat langit biru yang bersih. Mungkin ini terdengar klise atau terlalu puitis, namun saya menikmati. Akhir-akhir ini saya begitu mudah berterima kasih dan bersyukur. Dari rasa syukur semuanya terlihat begitu berharga, hari ini dan hari - hari yang sudah berlalu.
Membuat salad untuk kebaikan diri saya sendiri, mulai dari memilih brokoli yang bagus, merebus kentang dan telur tepat waktu. Menatanya ke dalam wadah dan memandanginya sebentar sebelum di makan. Saya merasa sangat menghargai hidup, dengan apa yang saya makan.Â
Begitu juga dengan berenang, dulu saya selalu terburu-buru ingin cepat sampai. Namun justru ketika menyelam, menahan nafas kemudian keluar mengambil nafas. Berulang kali, membuat pernafasan saya menjadi lebih teratur.
Ketika berjalan kaki membutuhkan waktu yang cukup lama untuk pulang, saya teringat bagaimana saya terbaring di rumah sakit selama satu minggu. Dan hal yang paling saya inginkan hanya berjalan kaki dan melihat langit.Â
Saya teringat bagaimana ayah saya bisa menikmati sore waktu saya masih kecil, Dia meminta saya dan adik saya mencium bunga melati yang sudah dipetik kemudian diletakkan di telapak tangannya. Kita bertiga berjalan menyusuri jalan dan bermain di taman kanak-kanak. Kita melakukan banyak hal di sore hari.
Sejatinya manusia hidup adalah menjalani dan menempuh proses setiap hari. Mari nikmati proses yang kita lalui sekarang dan semua akan begitu berharga ketika kita bisa benar-benar menikmatinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H