Saat Soichiro masih kanak-kanak, Jepang kedatangan makhluk baru bernama pesawat terbang. Sayangnya, pesawat itu dipamerkan di desa lain yang jaraknya lumayan jauh dari rumah anak kecil itu.
Tapi keinginan Soichiro untuk melihat makhluk itu begitu kuat. Pagi-pagi benar, dia membobol celengan orang tuanya. Setelah itu, mengambil sepeda di bengkel ayahnya. Diam-diam dia berangkat menuju pesawat terbang itu dipamerkan.
Sampai di sana, uang yang dibawanya tidak cukup untuk membeli tiket masuk. Tidak kehilangan akal, Soichiro naik pohon tertinggi yang ada di dekat lapangan terbang.
Puas melaksanakan misinya, Soichiro pulang sambil menghitung dosanya. Pergi tanpa pamit. Mengambil uang orang tua. Meminjam sepeda tanpa permisi. Pulang malam.Â
Dan sebagainya. Soichiro pasrah akan segala hukuman yang mungkin dihadapinya.
Sesampai di rumah, ayahnya sudah menunggu. Alih-alih menghukum, sang ayah justru mengajak ngobrol. Sampai pagi.
Dari peristiwa ini Soichiro tahu bahwa keinginannya dapat terkabul jika ia mempunyai tekad yang kuat. Orang-orang di sekitarnya tahu bahwa anak ini tidak main-main kalau sudah punya mau.
                                    * * * * *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H