Mohon tunggu...
Hadi
Hadi Mohon Tunggu... Penulis - Tukang Buku

membaca, menulis, membaca, menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pak Letnan, Pak Direktur, dan Raksasa Buas

25 Oktober 2023   12:31 Diperbarui: 7 November 2023   10:07 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Berbicara tentang naga raksasa yang bernama komodo, kita harus berterima kasih kepada Letnan Jacques Karel Henri van Stein van Hensbroek. Saat itu, beliau adalah pegawai pemerintah kolonial yang ditugaskan di Flores. Pada tahun 1910, ia menerima laporan tentang adanya "Pulau Buaya" di sekitar tempat tugasnya. Di pulau tersebut ada makhluk aneh dan buas yang ditakuti oleh penduduk setempat. 

van Hensbroek memutuskan untuk menyelidiki sekaligus membuktikan keberadaan makhluk tersebut. Setelah beberapa hari berada di pulau tersebut, van Hensbroek pulang dengan membawa spesimen kulit dan foto makhluk yang dimaksud. Bukti-bukti tersebut lalu dikirimkannya ke seorang ahli Biologi bernama Pieters Ouwen. Saat itu, sang ahli biologi sedang bertugas di Bogor, di sebuah lembaga bernama Java Zoological Museum and Botanical Gardens. Lembaga ini kemudian dikenal dengan nama Kebun Raya Bogor. Jabatan Ouwen di lembaga tersebut adalah direktur.

Setelah meneliti spesimen dan foto yang dikirim dari Flores, Ouwen menyimpulkan bahwa hewan yang dimaksud adalah sejenis kadal raksasa. Berbagai temuan fosil kadal raksasa memang sudah menjadi buah bibir sejak awal 1800-an, tetapi tidak satu pun yang menyatakan bahwa mahluk tersebut masih ada. Ouwens lalu memberi nama kadal raksasa tersebut Varanus komodoensis. Nama yang disandang hingga kini.

Hewan ini hanya ada di Pulau Komodo dan pulau-pulau kecil lain di sekitarnya. Jumlahnya diperkirakan 5 ribu ekor dengan populasi terbanyak terdapat di Pulau Komodo. Panjang hewan ini rata-rata 2,5 m tetapi jika kondisinya memungkinkan, dapat tumbuh sampai 3 m. Berat rata-ratanya adalah 50 -- 100 kg. Hewan ini tercatat sebagai biawak terbesar di dunia.

Komodo menduduki kasta tertinggi dalam rantai makanan di pulau-pulau tempat tinggalnya. Mungkin, kondisi inilah yang membuatnya terhindar dari kepunahan. Praktis tidak ada predator lain yang mampu menyaingi komodo di habitat aslinya. Hewan buas ini memakan apa saja yang mengandung daging yang ada di sekitarnya. Mulai dari serangga, burung, sampai babi dan kerbau liar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun