Penulis : Eric Budiman (Mahasiswa PPKn FIS Universitas Negeri Semarang )
 Era globalisasi merupakan era dimana semua aspek dalam kehidupan ini terus dipaksa untuk terus berkembang, Indonesia sebagai negara yang memiliki cukup banyak dalam keberagaman kebudayaan mengalami perubahan sosial dan kebudayaan yang cukup signifikan.Profil Indonesia sebagai negara yang memiliki keberagaman kebudayaan memang sudah banyak diakui oleh negara asing, sehingga tidak heran lagi bahwa bangsa Indonesia negara yang memiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika.Â
Masuknya kebudayaan asing dapat mempengaruhi masyarakat Indonesia untuk mengikuti dan menagdaptasi kebudayaan asing tersebut. Pengaruh kebudayaan asing tidak selalu memberikam dampak yang positif bagi masyarakat Indonesia, kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia menyebabkan mindset masyarakat Indonesia yang condong ke arah barat menjadikan kebudayaan lokal Indonesia yang ada perlahan-lahan ditinggalkan.
  Menurut Geertz (1992:5) kebudayaan adalah 'pola dari pengertian-pengertian atau makna yang terjalin secara menyeluruh dalam simbol-simbol yang ditransmisikan secara historis, suatu sistem mengenai konsepsikonsepsi yang diwariskan dalam bentukbentuk simbolik yang dengan cara tersebut manusia berkomunikasi, melestarikan dan mengembangkan pengetahuan dan sikap mereka terhadap kehidupan'.
Menurut pendapat tersebut menguatkan bahwa kebudayaan lahir dari karya manusia yang dapat mengembangkan sikap mereka dan bersifat turun temurun dari generasi ke generasi dengan melalui mulut ke mulut. Pewarisan kebudayaan ini memiliki makna tersirat untuk generasi mendatang agar memiliki karakter kuat dalam menjalani kehidupan.
  Globalisasi memberikan dampak yang sangat besar terhadap kehidupan manusia, khususnya kebudayaan lokal. Fenomena ini menciptakan masyarakat akan semakin terbuka terhadap pengaruh kebudayaan asing.Ini menjadi tantangan bagi kebudayaan lokal, globalisasi menjadi faktor utama dalam pengaruh kebudayaan lokal yang akan mengakibatkan perubahan terhadap perilaku hingga kehidupan sosial seperti munculnya sifat hedonisme dan sifat individualisme.
Sifat-sifat seperti ini secara perlahan akan menghancurkan kebudayaan lokal yang ada.Arus globalisasi yang semakin tidak terbendung juga mengakibatkan mayoritas masyarakat tidak menyaring kebudayaan luar yang masuk, khususnya kalangan muda "Generasi Milenial -- Gen Z" yang menganggap bahwa kebudayaan lokal merupakan hal yang sudah tertinggal zaman (Kuno) dan tidak Rasional jika dipandang pada era teknologi seperti saat ini.
Selain faktor globalisasi terdapat beberapa faktor yang melatarbelakangi bahwa kebudayaan lokal semakin tergerus  oleh zaman dan mulai ditinggalkan secara perlahan oleh kalangan masyarakat.Faktor yang mempengaruhi antara lain :
- Kurangnya edukasi mengenai kebudayaan lokal
- Minimnya edukasi mengenai kebudayaan lokal merupakan salah satu faktor punahnya kebudayaan lokal yang ada di Nusantara ini, kebanyakan generasi saat ini lebih tertarik untuk mempelajari atau mengkaji yang berbau teknologi dibandingkan mengkaji kebudayaan yang terdapat di daerahnya masing-masing.
- Society (perubahan sosial)
- Perubahan sosial dapat mempengaruhi pergeseran nilai dan budaya, yang dimana masayarakat mudah terpengaruh oleh teknologi yang memuat budaya-budaya asing.
- Efek Sosial Media sebagai ancaman
- Sosial media dapat mempengaruhi nilai dan budaya masyarakat dengan cepat, munculnya isu-isu hoax yang bukan menampilkan nilai dan budaya yang kita miliki dan masyarakat mudah mempercayainya tanpa mencari keakuratan isu-isu tersebut.
  Maka dari itu harus adanya upaya untuk mengatasi permasalahan-permasalahan seperti itu, salah satunya adalah dengan membangun profil kebudayaan di tengah arus globalisasi. Membangun profil kebudayaan penting dilakukan untuk menciptakan manusia yang berpola pikir melestarikan warisan budaya yang ada agar budaya dapat diperkenalkan secara luas. Profil kebudayaan ini juga akan berdampak untuk masyarakat sendiri yaitu dapat membantu masyarakat dalam mengenali dan menghargai nilai-nilai kebudayaan lokal dan menciptakan identitas yang kuat. Implementasi dalam membangun profil kebudayaan dapat dilakukan dengan cara
- Memberikan edukasi mengenai kebudayaan lokal : Hal ini dapat dilakukan di tengah masyarakat melalui Pendidikan formal dan nonformal.
- Dukungan dari Pemerintah: Pengaruh dari pemerintah akan sangat membantu dalam melestarikan kebudayaan yang telah dimiliki, yaitu melalui pemabngunan monument, museum kebudayaan dan menyelangarakan pentas kebudayaan/ pameran kebudayaan.
- Elemen masyarakat dan teknologi : Masyarakat secara sadar melakukan promosi atau pengenalan di daerahnya, hal ini dapat dilakukan dengan cara masyarakat mendokumentasikan, membuat tulisan mengenai kebudayaan lokal seperti Nyadra,Dugderan,ataupun kebudayaan tari dan di unggah di Sosial media dan media cetak online lainnya. Hal ini dapat memperkenalkan kebudayaan lokal kepada masyarakat global.
  Dalam kesimpulannya, saya dapat beropini bahwa membangun profil kebudayaan di tengah arus globalisasi ini adalah cara yang tepat untuk melahirkan kembali masyarakat yang sadar akan kebudayaan lokal.Kebudayaan lokal memuat nilai-nilai luhur dan mengajarkan manusia untuk senantiasa berperilaku santun,gotong royong, peduli terhadaop sesama dan berbudi luhur.Â