Mohon tunggu...
Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Mohon Tunggu... Guru - ASN Kemendikbud Ristek

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Rahasia Gusti Raden Ayu Kamelia Fadila dan Gadis Penari Nasyabilla (Bagian 1)

5 Juni 2024   17:26 Diperbarui: 17 Juni 2024   23:01 3871
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Nasyabilla, paling belakang kiri dalam Tampilan Tari Bedhaya di Keraton Jawa Tengah. Sumber gambar dari Katadata.co.id

"Nama lengkap saya Nasyabilla Rizqita Hayyu"

Mendengar jawaban perkenalan diri dari salah satu dari lima penari yang sedang duduk bersimpuh di hadapannya membuat mata Gusti Raden Ayu Kamelia Fadila terlihat kaget dan langsung menatap tajam tanpa berkedip pada sosok gadis jelita yang telah mencuri perhatiannya.

Selama beberapa hari, beliau memang mengamati dengan sepenuh hati dan ingin tahu, apakah 5 mahasiswi UGM yang sedang belajar menari tradisional Keraton itu sudah benar-benar menguasai gerakan dan luwes.

Satu penari paling cantik yang bernama Nasyabilla ternyata membuatnya kagum dan menarik hatinya. Gerakan anggota tubuhnya sangat lentur seperti penari profesional Keraton.

Namun, begitu tahu nama lengkapnya dari tanya jawab di Pendopo Keraton tadi siang saat beristirahat, hati G.R.Ay Kamelia Fadila menjadi bercampur aduk menjadi tidak karuan rasanya dan memori lamanya muncul di dalam pikirannya.

Sepekan lalu, Raden Mas Gusti Rhevangga, putra pertama dari kakaknya yang menjadi dosen di Universitas Gadjah Mada telah meminta tolong pada G.R.Ay Kamelia Fadila agar bersedia menjadi pembimbing bagi 5 mahasiswi dari kampusnya untuk belajar dan menguasai Tarian Bedhaya, yaitu tarian tradisional Jawa Tengah yang rencananya akan ditampilkan pada acara Malam Gelar Budaya Keraton dalam waktu dekat.

Suasana Pendopo Keraton pada siang hari yang sepi dan sejuk itu menjadi semakin lengang karena perubahan ekspresi wajah pada Gusti Raden Ayu Kamelia yang tadinya ramah, ceria dan banyak bercerita, tiba-tiba kali ini berubah menjadi pendiam.

Sorotan tajam mata beliau seperti menguliti satu-persatu para penari yang berasal dari Universitas Negeri favorit di Yogyakarta yang sering disebut sebagai Kampus Biru tersebut mulai dari ujung kaki sampai kepala.

"Mohon maaf Gusti Ayu! Apakah kami semua bisa diizinkan untuk meneruskan latihan menari Bedhaya sebelum masuk sesi gladi bersih?"

Suara Nafila Nuraulia, perempuan paruh baya yang bertugas menjadi Abdi Dalem Mataya, yaitu orang yang bertugas melatih atau menampilkan tarian tradisional bagi warga di Istana Keraton tiba-tiba memecahkan kebekuan suasana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun