Mohon tunggu...
Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Mohon Tunggu... Guru - ASN Kemendikbud Ristek

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Lirik Lagu Religi "Akhirnya Kusadari" dari GIGI Menuntun Tobat Nasuha

26 Maret 2024   12:15 Diperbarui: 26 Maret 2024   12:17 3031
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi belajar mengalunkan lagu religi dengan gitar dan piano. Sumber gambar dokumen pribadi

Akhirnya Kusadari

(1)....Ku sadari akhirnya

Kerapuhan imanku

Telah membawa jiwa dan ragaku

Kedalam dunia

Yang tak tentu arah

Syair lagu yang disalin dari ChordTela.com, di atas merupakan penggalan bait pertama dari sebuah lagu yang berjudul 'Akhirnya', namun juga sering dilabeli judul 'Kusadari' dipopulerkan lagi oleh group musik GIGI, dengan Arman Maulana sebagai lead vocalist-nya sungguh menggetarkan jiwa bagi mereka yang mendengarkannya.

Lagu favorit saya ini aslinya dirilis sekitar tahun 1985- 1990-an saat saya masih berstatus pelajar atau mahasiswa dan dibawakan oleh Oddie Agam. Sedangkan penulis lirik dan pencipta lagunya adalah Younky Soewarno dan Raden Deddy Agus Dewantoro (Deddy Dukun).

Bagaimana tidak,itu adalah lirik yang mewakili suasana hati, perasaan dan pikiran pada diri kita pada saat mendapat hidayah atas perilaku kita yang hanya mengumbar hawa nafsu hanya demi mengejar maksiat, kesenangan, harta benda, jabatan dan kekuasaan selama hidup dunia.

Reff. #(1)...Oh Tuhan mohon ampun

Atas dosa dan dosa selama ini

Aku tak menjalankan perintah-MU

Tak pedulikan nama-MU

Tenggelam melupakan diri-MU

Namun, pada saat kehidupan kita berada di titik nadir, yaitu pada saat berada di titik terendah diri kita sebagai manusia sehingga merasa hina dan tidak bermartabat, di situlah kita baru menyadari kepada siapa lagi kita akan meminta pertolongan selain kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.

Reff. #(1), menggambarkan bahwa penulis lirik merasa malu atas semua perbuatan dosanya di dunia dan juga saat memohon ampun karena hanya mengingat Allah SWT, pada saat masa susah dan lupa pada saat mendapat limpahan materi atau kesenangan duniawi.

(2)....Ku sadari akhirnya

Kau tiada duanya

Tempat memohon

Beraneka pintas

Tempat berlindung

Dari segala mara bahaya.

Dari syair pada kalimat bait ke-2, digambarkan bahwa saat derajat manusia di titik terendah, dan hal ini adalah klise, semua langsung berubah dengan berusaha memuji Allah Azza wa jalla dan segera memasrahkan diri serta meminta perlindungan dari semua penderitaan hidup di dunia.

Sudah sifat manusia, biasanya setelah diampuni dan diangkat lagi derajat kita yang bergelimang dosa ini serta bahkan lebih dari itu, kita diberikan rezeki lagi oleh Allah SWT, justru akan tenggelam lagi pada godaan syaitan untuk memuja harta benda dan menghamba pada kemaksiatan duniawi.

Reff.#(2)....Oh Tuhan mohon ampun

Atas dosa dan dosa sempatkanlah

Aku bertobat hidup di jalanmu

Tuk penuhi kewajibanku

Sebelum tutup usia

Kembali padamu

Tobat Nasuha

Hanya saja, bagi mereka yang 'Akhirnya' benar-benar menyadari-"Kusadari" dan merasa menyesal, bersungguh-sungguh bertaubat serta berniat serta ikhlas untuk tidak mengulang perbuatan dosa semata-mata karena takut Kepada Allah Subhanahu wa t'ala, maka perbuatan mereka itu sudah bisa disebut Taubat Nasuha.

Seperti yang diimplikasikan pada Reff. #(2), diimplisitkan makna di mana 'kematian' akan menjadi 'pintu penutup' taubat. Oleh karena itu, sebelum terlambat atau pintu tertutup dan kita semua masih diberi waktu, marilah segera bertobat dan semakin meningkatkan kadar ketaqwaan diri kita masing-masing.

Artikel ditulis di Ramadan bercerita 2024 di kompasiana .com

Ramadan bercerita hari 16

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun