Mohon tunggu...
Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Mohon Tunggu... Guru - ASN Kemendikbud Ristek

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Saat Konsep Hidup Sederhana yang Tidak Sesederhana dalam Teori dan Praktiknya

2 Februari 2024   21:47 Diperbarui: 3 Februari 2024   12:57 2085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Mengatur keuangan untuk hidup sederhana terencana. Sumber gambar shutterstock via Kompas. Com

"Gaji yang kita terima setiap bulan, itu sudah cukup untuk bisa hidup, namun tidak akan mencukupi untuk gaya hidup kita"

Rasanya, kalimat di atas yang sering kita dengarkan baik secara lisan maupun tertulis itu bisa jadi ada benarnya juga. Bahkan, ada satu sahabat yang berbisik bahwa bila ingin mengikuti "gaya hidup", janganlah mengandalkan gaji, melainkan harus ada penghasilan lainnya.

Untuk sesaat, tercenung juga pikiran ini dengan ucapannya. Mengapa demikian? Okay, bisa jadi bila gaji, pastilah itu sah dan halal menurut peraturan hukum dan norma yang berlaku, tapi bila "penghasilan", bisa dimaknai tambahan pemasukan yang halal atau bisa juga haram tergantung dari cara mendapatkannya.

Semua itu tak lain dan tak bukan demi memenuhi gaya hidup kita yang terkadang besar pasak daripada tiangnya alias hidup dalam pemborosan dalam hal pengeluaran keuangan atas dasar gaji yang diterima.

Baca Juga : Barang Terbaik Sekaligus Terburuk yang Dibeli di Tahun 2023.

Di awal tahun 2024 ini, tidak ada salahnya bagi saya untuk kembali pada masa 35 tahun yang lalu dan merenungi perjalanan hidup di saat mulai untuk belajar hidup mandiri dan lepas dari bantuan ekonomi orangtua setelah mendapat pekerjaan.

Semenjak bekerja sebagai guru honorer di tahun 1989 dan akhirnya menjadi pegawai negeri tetap di tahun 1992, secara praktiknya, saya sudah melepaskan diri menjadi tanggungan orangtua.

Hebatnya, meskipun dengan gaji yang sedikit atau terhitung kecil di masa itu dibandingkan dengan gaji dari profesi lainnya, saya mampu untuk mengedepankan gaya hidup sederhana atau istilahnya disebut Frugal Living.

Pada saat awal hidup berumah tangga, saya sudah mampu membeli rumah melalui KPR BTN di meskipun dengan cara mencicil hampir 50% dengan tempo 10 tahun dari gaji yang saya terima. Sedangkan sisanya untuk memenuhi kebutuhan hidup selama satu bulan bersama anak dan istri.

Terkadang, untuk memenuhi kebutuhan itu, saya harus mengajar di sekolah swasta di sore harinya dan memberikan tambahan pelajaran atau les privat untuk murid yang membutuhkan pada malam harinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun