Mohon tunggu...
Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Mohon Tunggu... Guru - ASN Kemendikbud Ristek

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Hal yang Dirindukan di Masa Kecil, Sekarang Hanya Ada di Imajinasi

25 April 2023   12:58 Diperbarui: 25 April 2023   12:59 2733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memandaikan kerbau di Sungai. (Image source from Pixabay.com)

Duduk sendirian di teras rumah orang setelah berbagai acara di hari lebaran, sambil mengamati lalu lalang kendaran di jalan depan rumah, ada flashback kenangan masa kecil yang tiba-tiba muncul di pikiran ini.

Sejak kecil sampai remaja, saya tinggal dengan orang tua di Kota Surabaya. Namun, setiap liburan sekolah, entah mengapa, ibu selalu mengirim saya ke rumah nenek di Madiun.

Lama-kelaman, tanpa disuruh pun, saya dengan senang hati liburan sendiri dengan naik bus umum saat ada di bangku SMP. Lucunya, teman-teman di Surabaya juga ikut karena penasaran dengan suasana desa yang terhampar hijau oleh tanaman padi.

Tanaman padi yang menghijau di Sawah. (Image source from pixabay.com)
Tanaman padi yang menghijau di Sawah. (Image source from pixabay.com)

Jalanan tak beraspal dan cenderung berlumpur pekat bila musim hujan menjadi keunikan tersendiri. Belum adanya listrik dan deru kendaraan membuat suasana menjadi syahdu. Tidak heran, bila malam hari, banyak kunang-kunang (firefly) yang beterbangan di halaman rumah.

Setiap pagi, saya dengan beberapa teman se desa, ikut menggembalakan kerbau dan sesekali memandikanya di kedung atau sungai desa. Setiap rumah saat itu pasti punya satu ekor kerbau sebagai simbol Raja kaya (kekayaan).

Tidak salah jika nama desa saya adalah Kedung Banteng, yaitu tempat di mana banyak kerbau yang berendam di kedung (Sungai).

Bila musim hujan deras, justru itu momen yang kami tunggu bersama. Tanpa dikomando, kami semua berlarian ke lapangan dekat rumah untuk bermain sepakbola di lapangan rumput yang tergenang air hujan.

Herannya, kami semua juga tidak terjangkit sakit flu atau demam setelah berhujan ria berjam-jam. Hanya ada canda riang dan kebahagiaan sejati di masa kecil.

Bermain sepakbola di musim hujan di desa. (Image source from Pixabay.com)
Bermain sepakbola di musim hujan di desa. (Image source from Pixabay.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun