Kedua, saat ini sedang didengungkan apa itu Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar. Artinya, apa yang digiatkan oleh Pak Nadiem, Mendikbud Ristek RI, akan kontradiktif dengan kondisi rill di tingkatan satuan pendidikan atau sekolah.
"Kurikulum yang muatan pendidikannya diharapkan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk berfikir, inovatif, kreatif dan kritis terhadap perubahan dunia secara global".
Itu adalah yang mendasari adanya perubahan kurikulum di banyak negara. Sedangkan, dalam konsep merdeka belajar, anak didik harus merasa senang untuk mengenali potensi dirinya baik di sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.
"Materi dalam muatan kurikulum yang bisa diakses kapan saja, oleh siapa dan dari mana saja tanpa adanya penyekat pada anak didik".
Ketiga. Berbagai alasan yang disampaikan oleh banyak masyarakat dan khususnya para orangtua, adalah faktor keamanan anak mereka saat menuju sekolah.Â
Belum adanya sarana transportasi umum yang cukup tersedia bagi anak-anak di negeri kita ini.
Apalagi saat musim hujan seperti saat ini dan terkadang berkabut di subuh gelap, sungguh membuat orangtua akan merasa lebih cemas lagi.Â
Bagaimana juga dengan sholatnya, sarapan mereka? Juga, waktu istirahat tidur mereka yang kurang karena banyaknya tugas dari para guru?
Sebetulnya, masih banyak faktor lainnya seperti kelelahan fisik dan otak pada anak didik yang sudah overload (exhausted).Â
Otak mereka justru tidak fresh lagi dalam menyerap ilmu pengetahuan yang diberikan oleh gurunya.