Mohon tunggu...
Earth Hour Indonesia
Earth Hour Indonesia Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Earth Hour 2015: Sabtu, 28 Maret 2015 pukul 20.30 waktu setempat. Setelah satu jam, jadikan gaya hidup. Ini Aksiku! Mana Aksimu? earthhour.wwf.or.id

Selanjutnya

Tutup

Nature

Bernapas atau Kertas?

17 Maret 2014   05:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:51 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Davin Rusady Gedung perkantoran, sekolah, dan juga universitas menghasilkan banyak sampah kertas sampah dalam sehari. Sampah-sampah tersebut tidak lain berupa kertas, kertas tisu, kertas karton, atau kertas karbon yang umumnya digunakan untuk membuat makalah, proposal, nota, revisi tugas, atau hanya untuk mengusap keringat dan kotoran. Padahal, 20,5% total sampah warga Jakarta adalah sampah kertas yang bahan baku pembuatnya diperoleh dari penggundulan hutanyang merupakan penyumbang terbesar emisi nasional.

Jika berandai-andai kalau satu orang saja menghabiskansekitar 20 lembar kertas per harinya, maka dalam waktu sebulan ia akan menghabiskan 600 lembar kertas, dan 7200 lembar atau 14,4 rim kertas dalam kurun waktu setahun. Faktanya, untuk menghasilkan 14,4 rim kertas, dibutuhkan satu pohon sebagai sumber bahan bakunya. Berdasarkan perhitungan tersebut, satu orang harus menanam satu pohon baru untuk menggantikan satu pohon lain yang sudah ditebang sebagai sumber bahan baku pembuatan kertas yang sudah ia konsumsi selama setahun.

[caption id="" align="aligncenter" width="480" caption="Jumlah Pohon yang Harus Ditebang untuk Memproduksi Kertas bagi Satu Orang Selama Setahun di Beberapa Negara"][/caption]

Sekadar tambahan, satu batang pohon kayu keras dengan diameter 15–16 cm dan tinggi 12 meter dapat menghasilkan 1,2 kilogramgas Oksigen per hari. Jika satu orang membutuhkan 0,5 kilogramgas Oksigen per hari berarti menebang satu pohon akan menghilangkan sumber gas Oksigen untuk dua orang. Pernah menonton film Gravity dan merasakan ketegangan ketika tabung gas Oksigen milik Dr. Ryan Stone (Sandra Bullock) segera menipis sedangkan ia berada sendirian di luar angkasa? Mungkin manusia akan merasakan hal tersebut ketika ribuan hektar hutan di dunia terus ditebang atas alasan yang tidak bisa diterima akal; untuk keperluan bahan baku produksi kertas, alih fungsi lahan, dan lain-lain.

Bayangkan ketika angka produksi meningkat drastis sementara planet ini kehabisan gas Oksigen, kira-kira siapa yang akan menjadi konsumennya?

Demi menyadarkan masyarakat tentang pentingnya penghematan penggunaan kertas untuk menjaga keberadaan gas Oksigen di muka bumi, Earth Hour Indonesia kembali menyelenggarakan kegiatan Car Free Day (CFD) yang ketiga dalam rangka kampanye Earth Hour Indonesia 2014. Tema kegiatan Car Free Day yang ketiga kali ini adalah #BijakKertas. Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat agar lebih bijak dalam menggunakan kertas dan bisabelajar untuk mendaur ulang sampah kertas.

Penggunaan kertas yang bijak seperti mengurangi pemakaian kertas dan mendaur ulang kertas merupakan bagian dari upaya pelestarian lingkungan.Untuk ikut menyukseskan isu yang diangkat oleh aksi#BijakKertas, sebenarnya bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, dengan mengurangi penggunaan kertas dan tisu, menggunakan dua sisi kertas dan membawa handuk kecil/sapu tangan, dan menghindari pencetakan dokumen dengan menggunakan versi elektronik.

“Aksi serentak ini menunjukkan bahwa kesadaran akan pentingnya mengurangi penggunaan kertas dan mendaur ulang sampah kertas bisa terwujud, dan komunitas yang bergerak di 26 kota di penjuru Indonesia ini muncul dari kesadaran itu. Kami berharap aksi serentak ini mampu mendorong individu lainnya di masing-masing kota untuk bergabung dalam aksi mendukung gerakan Earth Hour,” kata Nyoman Iswarayoga, Direktur Komunikasi dan Advokasi WWFIndonesia.

Aksi #BijakKertas yang dilaksanakan pada hari Minggu, 9 Maret 2014 yang lalu bertujuan untuk mengajak komunitas di seluruh Indonesia menciptakan perubahan di tingkat lokal karena setiap orang memiliki kekuatan untuk ikut membuat perubahan. Aksi#BijakKertasini diselenggarakan secara serentak di 26 kota di seluruh Indonesia, yang terdiri dari Aceh, Padang, Palembang, Pekanbaru, Tangerang, Jakarta, Bandung, Cimahi, Bogor, Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Sidoarjo, Kediri, Malang, Kota Batu, Mataram, Samarinda, Balikpapan, Banjarmasin, Palangkaraya, Pontianak, Makassar, Sorowako, dan Palu. Melalui pengumpulan sampah kertas yang dilakukan di sekitar kawasan Car Free Day di 26 kota, tercatat sampah kertas yang terkumpul seberat 1341,45 kilogram atau setara dengan penebangan 32 pohon.

[caption id="" align="aligncenter" width="644" caption="Aksi pengumpulan sampah kertas dan daur ulang kertas di aksi #BijakKertas l © WWF-Indonesia/Irwan CITRAJAYA"]

Aksi pengumpulan sampah kertas dan daur ulang kertas di aksi #BijakKertas l © WWF-Indonesia/Irwan CITRAJAYA
Aksi pengumpulan sampah kertas dan daur ulang kertas di aksi #BijakKertas l © WWF-Indonesia/Irwan CITRAJAYA
[/caption]

“#BijakKertas itu menghemat konsumsi kertas. Saya mau ikut kampanye ini untuk mengajak masyarakat agar lebih sadar lingkungan. Biasanya kalau mengerjakan tugas makalah, saya menggunakan kertas bolak-balik (menggunakan dua sisi kertas).” – Muhammad Ismail, pendukung kampanye #BijakKertas

[caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="Aksi pengumpulan sampah kertas di kawasan Car Free Day – Dago, Bandung l © WWF-Indonesia/Sani FIRMANSYAH"]

Aksi pengumpulan sampah kertas di kawasan Car Free Day – Dago, Bandung l © WWF-Indonesia/Sani FIRMANSYAH
Aksi pengumpulan sampah kertas di kawasan Car Free Day – Dago, Bandung l © WWF-Indonesia/Sani FIRMANSYAH
[/caption]

Aksi #BijakKertas sendiri diusung dengan konsep yang sangat beragam dan didasarkan pada kearifan lokal di masing-masing kota. Di Bandung, aksi #BijakKertas dilakukan di sepanjang area Car Free Day - Dago dengan dukungan penuh Jaringan Komunikasi Bandung Bijak Energi (JKBBE), sebuah wadah kolaborasi dan sinergi dalam penukaran informasi dan pelaksanaan kegiatan terkait kebijakan dan implementasi energi, juga Pemerintah Kota Bandung melalui Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD). Kegiatan yang dilakukan mencakup aksi pengumpulan dan pengukuran timbunan sampah kertas selama kegiatan CFD, workshop kemasan ramah lingkungan oleh komunitas Thanks to Nature Teh Kotak, dan edukasi pemilahan sampah kertas bersama WWF, Pando, dan LINE.

DiJakarta, aksi #BijakKertas yang dilakukan di area Car Free Day sepanjang JalanJenderal Sudirman dan Jalan M.H. Thamrin melibatkan aksi kumpul buku, majalah, koran, dan brosur yang sudah tidak terpakai, pembuatan buku dari kertas yang sudah tidak terpakai, dan pengumpulan sampah kertas untuk didaur ulang. Bergabung dengan komunitas-komunitas lainnya, aksi di CFD Jakarta didukung oleh penampilan flash mob oleh mahasiswa London School of Public Relations Jakarta yang mendukung aksi #BijakKertas. Berbeda dengan Solo, mereka melakukan aksi headbag mob dengan memungut sampah sambil mengenakan atribut hasil daur ulang dari kertas bekas.

Aksi Headbag Mob dari Earth Hour Solo l © WWF-Indonesia/Ahmad DHAFIR
Aksi Headbag Mob dari Earth Hour Solo l © WWF-Indonesia/Ahmad DHAFIR
Aksi Headbag Mob dari Earth Hour Solo l © WWF-Indonesia/Ahmad DHAFIR

“Kita harus menggunakan kertas secara bijak. Lewat kampanye #BijakKertas, saya bisa turut ambil bagian dalam perubahan ini.” – Yossico Stephanie, Miss Earth Indonesia Eco-Tourism 2013

Sejauh ini, KolaborAKSI SERENTAK: “Ini Aksiku! Mana Aksimu?” dalam rangkaian kampanye Earth Hour Indonesia 2014 telah dilaksanakan sebanyak tiga kali. Aksi pertama dilakukan pada 16 Februari 2014 dengan  tema mendukung transportasi publik, aksi kedua dilakukan pada 23 Februari 2014 dengan tema pengelolaan sampah plastik bertajuk #PlastikTakAsik yang sukses menggerakkan 25 kota untuk berpartisipasi melakukan riset potensi sampah selama rata-rata dua jam di kawasan Car Free Day dan berhasil mengumpulkan sampah seberat 502,34 kilogram. Aksi yang terakhir akan dilakukan pada 23 Maret 2014 dengan tema hemat energi yang akan diselenggarakandalam rangka memperingati Hari Air Sedunia yang jatuh pada hari Sabtu, 22 Maret 2014 sehari sebelumnya.

SUMBERDATA: IPCC, BPLHD JAKARTA, WWF-Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun