Mohon tunggu...
Earl Grey
Earl Grey Mohon Tunggu... -

Hobi saya selain berwisata kuliner, travelling, snokeling, juga penggemar musik dan film. Saat ini kegiatan saya selain belajar photografy juga sedang belajar menulis, umumnya saya menulis puisi dan sharing pengalaman tentang travelling (budayanya, bahasa, makanan, kebiasaan dan objek wisatanya) nah bagi yang tertarik dengan tulisan saya (yang masih tahap belajar) silakan berikan komentar dan kririk yang membangun :)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Lady gaga, she's only musician (for god sake) not a Terrorist!!

16 Mei 2012   17:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:12 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya menyukai lagu Lady gaga sejak 2009 lalu, saat sedang ngetren-ngetrennya di Inggris, lagu just dance dan Poker face nya sering diputar di radio. Dan ketika melihat gayanya yang nyentrik saat wawancara, saat itu juga saya melihat sesuatu dari dia, bahwa bukan hanya mempunyai lagu-lagu yang asik untuk bergoyang, namun dia mempunyai gaya yang unik dan berbeda, dan mungkin gaya nya inilah yang membedakan dia dengan musisi lain.

Sejak itulah disetiap perjalanan traveling saya, lagu-lagu Lady gaga ini pernah menemani saya saat sulit dan senang, sampai kemudian tahun 2011 ini saya kebetulan sedang ada di Eropa lagi saat album ketiga Born this way ini keluar, saya semakin nge fans dengan dia, yup buat saya pribadi lagu-lagunya dia mengingatkan saya pada pengalaman-pengalaman tertentu selama saya jauh dari tanah air. Setidaknya itulah kenapa saya punya kesan tersendiri untuk penyanyi satu ini bukan karena dia artis baru yang mendadak ngetop kata orang atau misal men judge saya hanya ikut-ikutan trend saat ini.

Mendengar pemberitaan Lady Gaga batal konser karena tidak disetujui izin nya oleh Polda dan maraknya pemberitaan di TV akan pro dan kontra dari pihak-pihak tertentu membuat saya geleng-geleng kepala saja. Saya sebenernya speechless dengan alasan-alasan yang diutarakan oleh pihak-pihak yang menentang konser ini, mulai dari alasan-alasan tidak sesuai dengan pancasila, menendang adat ketimuran,  Pornografi, tidak bermoral sampai penganut Iluminati dan penyembah setan.

Semua pihak bebas berkomentar, bebas menyatakan pendapat, dan saya menghargai semua pendapat yang masuk. Namun bagi saya jika konser ini batal dengan membawa-bawa image apalagi islam, menyebabkan komentar tidak sedap di mata dunia seperti contoh pemberitaannya di Reuters, CNN, BBC, Wall Street Journal, Daily Mail, Bloomberg, Associated Press dan Huffington Post.

islamic hard-liners worry that sexy clothes and dancing will corrupt youth

Muslim protests may force cancellation of Lady Gaga concert in Indonesia

Siapapun yang membaca berita diatas, kesannya Indonesia ini negara islam yang radikal dan strict, dan komentar orang-orang di luar sana yang saya dengar ' here we go again... Moslem on headlines news, as usual' Padahal kan yang tidak setuju akan konser ini bukan dari ormas agama saja namun ada pihak lain seperti FUI, budayawan dan kepolisian,  sebenernya komentar seperti ini yang bikin saya bete di mata dunia yang jadinya semakin memojokan umat islam. Karena pemberitaan dunia tersebut saya ambiil contoh cuplikan yang saya ambil dari account :revolutia- twitter

Nama sih "Front Pembela Islam" yg ada malah malu2in umat Islam di Indonesia krn dilihat orang luar negeri sbg intoleran n kolot.

I mean, memang dalam kenyataannya meski mayoritas penduduk kita islam namun seharusnya lebih bisa menerima perbedaan-perbedaan mencolok dengan pengalaman ke Bhineka tunggal ika an ini, terutama mem filter kebudayaan yang tidak perlu. Setidaknya itu yang saya dengar dari teman-teman asing saya yang tinggal di luar. Well ... rupanya saya salah, Indonesia saat ini belum siap dengan sesuatu yang 'berbeda'.  Saya paham akan ketakutan ormas akan masuknya pengaruh buruk kebarat-baratan yang dianggap evil ini, namun perlu diingatkan lagi negara kita ini juga bukan kearab-araban. Seharusnya kita tetap berpegang pada semboyan dan ideologi bangsa kita sendiri, yang seharusnya sudah bisa mem filter keanekaragaman dan perbedaan. Namun jika pada akhirnya memang konser ini dibatalkan, saya juga harus menerima keputusan yang mungkin dinilai dianggap terbaik bagi masyarakat karena walaubagaimanapun toh saya hidup diantara masyarakat yang punya cara pandang berbeda-beda akan suatu hal dan saya harus menghargai itu, namun pastinya saya kecewa.

Dalam hal ini saya juga menyayangkan pihak promotor yang saya kira sudah fix dengan perizinan dan lain-lain sebelum menjual tiket ke publik,  namum kabarnya perizinan ini kabarnya ditarik 3 minggu sebelum kehadirannya sehingga fans jadinya berharap banyak  sekaligus kecewa berat menuju konser yang hampir 3 mingguan kurang ini, kejadian ini kiranya jadi pembelajaraan bagi promotor-promotor lain, sebelum berani menjual tiket ke publik. Entah siapa yang salah, namun memang, mencari-cari kesalahan  orang lain itu mudah, musisi yang pernah datang kesini beberapa dari mereka mempunyai sisi kelam dan yang saya gusar... kenapa penyanyi-penyanyi dadakan misal goyang cirebonan, dari jombang dan pedangdut daerah yang mengumbar tarian erotis dan berpakaian seronok tidak diprotes, jelas-jelas hal seperti itu yang merusak moral, karena walau bagaimanapun cd mereka yang dijual dengan angka terendah Rp 6000,- bisa dikonsumsi siapa saja, bahkan anak-anak dibawah umur. Sementara konser Lady gaga yang mungkin hanya berdurasi 3 jam, dalam ruang tertutup, termurahnya hampir mencapai 500 ribu yang tidak mungkin dikonsumsi oleh masyarakat menengah bawah apalagi anak-anak yang kurang bisa memfilter hal-hal seperti itu. Obviously dengan harga tiket yang mahal tersebut mengindikasikan bahwa yang akan pergi ke konser ini adalah 40.000 orang yang rata-rata middle class, upper class yang sudah dewasa dan punya kontrol diri serta pasti mampu mem filter informasi yang baik dan buruk bagi diri mereka. Tak hanya itu.... kerugian yang ditimbulkan mulai dari yang sudah prepare kostum mahal,  booking hotel maksimal 2 hari di jakarta, beli tiket pesawat (dari berbagai daerah bahkan luar negeri) ini serta pihak-pihak penyelenggara terkait yang sudah prepare ini itu, bagaimana nasibnya?

katanya ini negara demokrasi, kenapa tidak tanya pendapat 40.000 pendukung konser ini dibandingkan mempertahankan ormas-ormas yang jumlahnya lebih sedikit dari pembeli tiket. Terus jika ia koar-koar alasan pornografi, kenapa juga si Miyabi saja boleh datang kesini dan main film dengan baju sexy, dan si Lady gaga tidak boleh? jadinya kan tidak fair. Jika kesannya setengah-setengah, kalo mau memberantas pornografi , ya semuanya sekalian! Sungguh lucu khawatir moral orang lain bobrok, memberantas moral petinggi yang korupsi yang jelas-jelas merugikan semua saja kan belum kesampaian, bukankah ini yang disebut double standard?

Terkadang juga saya bingung dengan pandangan akan orang-orang mengartikan takutnya bobrok akan Moral bangsa kita, terlepas dari penyanyi dangdut daerah yang seronok atau masalah Lady gaga, contoh kecil lainnya yang justru menjadi sorotan saya adalah tayangan kekerasan yang sering dijumpai dalam film-film anak-anak dan Game. Sungguh lucu adegan film di TV jika ada bagian berciuman atau telanjang di sensor sementara adegan kekerasan tidak disensor. Jika pemerintah concern akan moral, kenapa tidak concern akan seorang anak berumur 9 tahun memainkan game-game dewasa (contohnya GTA) yang selain penuh pornografi juga kekerasan. Jika kita bandingkan akan dampak terburuknya, mana coba yang lebih buruk melihat konser seorang penyanyi dengan durasi 2 jam yang sebenarnya masalah kostumnya bisa dibicarakan oleh pihak EO ( f.y.i, dia tidak selalu tampil seronok kok, bahkan dia pernah memakai kostum gaun panjang buatan designer Indonesia Tex saverio ) atau membiarkan seorang anak terobsesi dengan penari telanjang dalam game serta membiarkan obsesi membunuh musuh-musuh dengan sadis? Menurut saya sih hal kecil itu yang akan membawa pengaruh buruk dalam perkembangan psikologi dan perkembangan moral seorang anak sebagai penerus bangsa. Ini contoh lain yang saya sayangkan, Sebaiknya pihak yang mengkhawatirkan moral ini lebih concern akan hal-hal yang tidak kita sadari namun justru berbahaya, dibanding mengecam dan koar-koar masalah kedatangan musisi yang hanya akan menghabiskan 2 jam di panggung jakarta seperti Lady gaga.  Seriously guys.... Apa ia dengan menonton konser selama 2 jam lalu pulang-pulang kita berubah menjadi seperti dia, come on... itu pandangan yang sangat shallow bukan?

Saya menulis ini bukan saya mendukung seorang pemuja setan atau Iluminati seperti yang orang-orang asumsikan, tapi saya sebagai seorang individu yang mengagumi sosok seorang penyanyi nyentrik ini, terlepas dari lagu-lagu dan lirik yang orang bilang penuh dengan mantra-mantra setan, Masa bodoh! bukan itu yang saya suka dari Lady gaga (dan saya yakin ini pasti yang semua fans bilang)  bukan karena Attitude atau Behavior dia yang mendukung kaum gay dan lesbian yang menyebabkan saya menyukai Lady gaga, atau apapun terlepas dari sisi gelap dia yang diungkit-ungkit akhir-akhir ini, alasannya hanya satu : karena dia adalah seorang penyanyi yang fenomenal,  that's all!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun