Mohon tunggu...
Earlrahman
Earlrahman Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

I Laurang

7 Februari 2016   18:28 Diperbarui: 7 Februari 2016   19:16 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     Pada suatu hari, I Laurang mendapat tugas dari raja untuk berdagang ke negeri. Sebelum berangkat I Laurang berpesan kepada istrinya untuk berhati-hati kepada kakak-kakak dinda. I Laurang memberi pinang dan telur ini untuk ke mana pun dinda pergi, ujar I Laurang kepada istrinya. " Baik kanda dinda akan selalu ingat kata kanda," jawab sang putri bungsu.

Setelah suaminya pergi, keenam kakaknya mengajak bermain di ayunan di tepi sungai. Si bungsu pun menerima ajakan kakak-kakaknya tanpa rasa curiga. Setelah sampai, si bungsu diayun olek keenam kakaknya, Mereka beramai-ramai mengayunnya dengan kencang sehinngga si Putri Bungsu terlempar ke laut dan tenggalam. Melihat kejadian itu keenam kakanya bersorak gembira dan pulang ke istana dan melaporkan si Putri Bungsu meninggal karena dimakan ikan saat mandi di sungai. 

     Sementara itu, berkat pertolongan tuhan, si Putri Bungsu yang tenggelam masih hidup. Ia pun teringat dengan pemberian suaminya. Buah pinang itu ditanam di dasar laut sedangkan telurnya ia pecahkan. Lama-lama, pecahan telr menjadi besar, maka masuklah Putri Bungsu ke dalamnya untuk berlidung. Beberapa lama kemudian, buah pinang yang ditanamnya semakin besar hinnga tingginya melebihi permukaan air laut dan si Putri Bungsu berubah menjadi ayam yang bertengeer di atas pohon pinang. Setiap ada perahu yang lewat ayam itu selalu berkokok dengan sekeras-kerasnya dan bertanya tentang keberadaan suaminya. 

" Kuk-kuruyuuuuuk....!!! Di manakah suamiku I Laurang?!" Mendengar teriakan ayam itu, tiba-tiba seorang lai-laki tampan keluar dia adalah I Laurang. Kapal itu mendekati ayam yang sedang bertengger di atas pohon pinang. Ayam itu langsung terbang ke kapal sambil menangis. " Kakanda ini aku Putri Bungsu, istrim!" kata ayam itu. I Laurang pun mengelus ayam itu sambil menbaca mantra. atas kuasa tuhan, ayam itu berubah kembali menjadi Putri Bungsu. Kedua suami istri itu berpelukan sambil menangis. Setelah itu, si Putri Bungsu menceritakan semua peristiwa yang dialaminya hingga ia menjelma menjadi ayam. Sambil menenangkan istrinya I Laurang menyuruh dinda untuk pulang ke istana bersamanya. Tapi si Putri Bungsu takut bila keenam kakaknya ingin mencelakakan dia. I Laurang punya rencana. 

" Dinda bersembunyu di dalam peti itu. Kemudian, peganglah jarum besar ini. Jika ada yang memikul peti itu, tusuklah pundaknya," jelas I Laurang. " Baik kanda!" jawab si Putri Bungsu sambil mengangguk-angguk.

Ketika kapal yang mereka tumpangi merapat di pelabuhan, seluruh keluarga istana menyambut kedatangan I Laurang, tidak terkecuali keenam kakaknya. Ketika sampai disana keenam kakaknya selalu mencari perhatian I Laurang. Ternyata I Laurang pun sudah memahami sikap dan gerik mereka. " Barangsiapa di antara kalian yang mampu memikul peti itu ke istana, maka dialah yang akan menjadi istriku," ujar I Laurang menunjuk peti yang berisi Putri Bungsu. Mendengar pernyataan dari I Lauran, belomba-lombalah mereka ingin mengangkat peti itu. Tetapi tidak dari mereka yang dapat mengangkat peti itu ke istana. Setelah itu I Laurang menyuruh pengawal untuk membuka petinya,

alangkahnya terkejutnya isi peti itu ternyata si Putru Bungsu yang dikira sudah meninggal. Karena tidak kuat menahan rasa malu kepada adiknya. Keenam kakaknya itu berlari berhamburan. Mendengar kelakuan keenam putrinya itu, sang raja memilih Putri Bungsu untuk menjadi raja dan menjadikan keenam kakaknya pelayan raja. Akhirnya, keenam kakaknya pun menyadari kesalahan mereka. Mereka meminta maaf kepada Putri Bungsu. Putri Bungsu menerima maaf mereka. Mereka pun hidup bahagia di istana.

Nilai Agama

Di cerita ini, nilai agama dapat terlihat dari keyakinan Ibu I Laurang yang selalu berdoa kepada tuhan untuk diberikan anak kepada mereka dan kekuasaan tuhan yang membuat Putri Bungsu tidak meninggal saat tenggalam.

Nilai Moral

Sikap yang ditunjukkan kepada Putri Bungsu yang menerima kesalahan yang diperbuat keenam kakaknya dan iri hati yang ditunjukkan  oleh kakaknya dapat menimbulkan kebencian yang mengarah pada tindakan kekerasan ke orang lain.

Nilai Budaya

Kepercayaan bahwa orang yang teraniaya akan selalu akan dilindungi tuhan dan orang yang yang melakukan iri hati akan dibenci oleh tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun