[caption id="attachment_313352" align="alignnone" width="150" caption="Sumber : www.sherights.com"][/caption]
Seorang teman yang baru menjadi ayah kebingungan dan bertanya di group mengenai ASI. Ceritanya istrinya yang baru saja melahirkan mengatakan belum bisa memberikan ASI untuk bayi mereka karena ketika pertama mencoba menyusui si istri merasa ASInya tidak keluar, dan putingnya lecet. Akhirnya si ‘Ayah baru’ terpaksa menyetujui untuk memberikan susu formula kepada bayi mereka, meskipun dia tahu bahwa sebenarnya ASI merupakan asupan pertama yang terbaik untuk bayi.Â
Dalam hal komitmen untuk memberikan ASI Esklusif setidaknya minimal sampai 6 bulan, suami memang kebanyakan bukan menjadi pengambil keputusan utama. Suami cenderung menyerahkan keputusan untuk memberikan ASI Eksklusif atau tidak sepenuhnya ke istri. Alasannya, karena yang punya piranti untuk menyusui kan istri, jadi menurut saja apa keputusan istri. Padahal sebenarnya kunci keberhasilan dari pemberian ASI Eksklusif adalah kedua belah pihak saling berkomitmen untuk mensukseskan pemberian ASI Eksklusif. Istri dan suami harus saling mendukung agar program pemberian ASI Eksklusif bisa tuntas sampai bayi berusia 6 bulan, syukur-syukur sampai 2 tahun. Pemberian ASI Eksklusif sudah diatur dalam pasal 128 UU No. 36 Tahun 2009 yang berbunyi : Ayat 1- Setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, kecuali atas indikasi medis. Dalam penjelasan undang-undang tersebut, yang dimaksud indikasi medis adalah kondisi kesehatan ibu yang tidak memungkinkan memberikan air susu ibu berdasarkan indikasi medis yang ditetapkan oleh tenaga medis. Jadi kalau kata dokter kondisi istri anda baik-baik saja/sehat, ayo dikuatkan niatnya untuk menyusui.Â
Untuk bisa menguatkan niat istri untuk memberikan ASI Eksklusif, tentu saja suami harus punya bekal pengetahuan seputar pemberian ASI. bagaimana mau mendebat istri kalau pengetahuan tentang ASI Eksklusif minim, akhirnya ujung-ujungnya suami pasrah menjadi donatur untuk membeli susu formula. Ada beberapa tips yang bisa suami lakukan untuk meyakinkan istri agar tidak pelit untuk memberikan ASI ke bayi. Simak ya!
Yakinkan istri bahwa ASI adalah makanan dan minuman paling sempurna untuk bayi usia 0-6 bulan dan setiap bayi pasti menginginkan ASI.
Keistimewaan kandungan nutrisi dalam ASI sebagai berikut :Â
Kandungan Nutrisi
Air Susu Ibu (ASI)
Air
ASI mengandung kadar air 87,5%, bayi yang mendapat cukup ASI tidak memerlukan tambahan cairan lain walau berada di tempat yang bersuhu panas. Kekentalan ASI sesuai dengan saluran cerna bayi, sedangkan susu formula lebih kental sehingga terkadang menyebabkan diare pada bayi
Karbohidrat
Laktosa, karbohidrat utama pada ASI yang berfungsi untuk sumber energi otak jumlahnya 2x lipat lebih banyak dari susu formula, dan mudah diserap sehingga tidak akan menyebabkan bayi diare yang disebabkan intoleransi laktosa (ketidak mampuan mencerna laktosa)
Protein
Protein whey pada ASI lebih banyak dari pada protein casein sehingga lebih mudah diserap usus bayi, daripada susu formula yang lebih banyak mengandung protein casein. Kandungan asam amino ASI yang menbentuk protein lebih lengkap, terutama asam taurin yang bagus untuk perkembangan otak
Vitamin
Kandungan Vitamin E dan A pada ASI sangat tinggi, dan hampir semua vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B, C dan asam folat ada dalam ASI
Mineral
Mineral pada ASI seperti kalsium dan zinc kualitasnya lebih baik dari pada susu formula, serta lebih mudah diserap
Sumber :Â http://idai.or.id
Seorang bayi yang baru keluar dari rahim Ibunya, jika diletakkan di atas perut Ibunya, secara otomatis akan bergerak mencari puting susu Ibunya dan mampu mengisap dengan benar. Meskipun lamanya waktu bayi menemukan puting sangat bervariasi. Ini menandakan bahwa setiap bayi pasti menginginkan ASI, dan sudah menjadi haknya untuk mendapatkan air susu Ibunya.
Yakinkan istri bahwa setiap Ibu pasti bisa memproduksi ASI dan menyusuiÂ
ASI sebenarnya sudah diproduksi sejak minggu ke-16 masa kehamilan dan akan terus bertambah jumlahnya sampai ketika plasenta keluar / masa persalinan. Jangan berpikir ASI yang keluar di hari pertama setelah persalinan akan banyak jumlahnya / mengalir. ASI yang nampak di payudara pada hari pertama persalinan hanya tampak seperti titik putih kekuningan diujung puting, dan baru akan menetes jika kita pencet. Jangan beranggapan kalau seperti itu ASI istri anda belum keluar, dan lantas menerima tawaran susu formula dari tenaga medis yang kurang berkomitmen pada pemberian ASI Eksklusif. Tidak perlu khawatir juga jumlah ASI yang hanya sedikit tersebut tidak akan mengenyangkan bayi. Bayi yang baru lahir masih memiliki cadangan makanan di dalam tubuhnya yang diperoleh dari plasenta Ibu ketika si bayi masih berada di rahim Ibunya. Terus saja berikan ASI, dan produksi ASI akan meningkat dengan sendirinya. ASI yang keluar dari payudara Ibu sejak hari pertama sampai 2 minggu setelah persalinan banyak mengandung colostrum. Colostrum mengandung banyak antibodi yang diperlukan untuk mempertahankan kekebalan tubuh bayi, ini seperti imunisasi alami pertama untuk bayi. Jadi sayang sekali jika dalam rentang waktu tersebut bayi tidak mendapatkan ASI.
Kegagalan dalam memberikan ASI Eksklusif biasanya karena trauma pengalaman pertama menyusui tidak menyenangkan, seperti rasa tidak nyaman atau geli, pedih pada payudara, dan puting menjadi lecet. Ini terjadi karena cara bayi mengisap tidak benar, bisa diatasi dengan tindakan pencegahan yaitu IMD / Inisiasi Menyusui Dini. Caranya setelah lahir bayi langsung diletakkan di dada Ibunya setidaknya selama 1-2 jam, sehingga bayi refleks mencari puting Ibu dan mengisapnya. Baru setelah itu bayi dibersihkan oleh tenaga medis. Hasilnya ketika proses menyusui selanjutnya, bayi sudah tidak bingung puting, dan mampu mengisap dengan baik. IMD harus dikomunikasikan sebelumnya dengan tenaga medis yang akan membantu persalinan istri. Selain itu, Ibu juga harus mencari posisi yang nyaman untuk menyusui agar proses menyusui bisa berjalan lancar.
Yakinkan istri bahwa menyusui baik untuk kecantikan dan kesehatan Ibu pasca melahirkan
Banyak wanita yang berpendapat bahwa menyusui bisa menyebabkan payudara turun sehingga mengurangi rasa percaya dirinya. Sesungguhnya yang menyebabkan payudara turun bukan proses menyusui, tetapi pemakaian bra yang kebesaran selama kehamilan berlangsung. Selama kehamilan volume payudara akan membesar, jika tidak ditunjang dengan bra yang sesuai, lama-kelamaan menyebabkan payudara turun. Ibu yang menyusui akan lebih cepat menurunkan berat badannya daripada yang tidak menyusui, asal didukung dengan pola makan yang seimbang. Hal ini dikarena menyusui membuat lemak tubuh akan cepat terbakar. Menyusui juga baik untuk kesehatan, diantaranya mempercepat pengecilan rahim, mencegah kanker ovarium, dan kanker payudara.Â
Jaga dan perhatikan asupan gizi istri selama menyusui
Kalau biasanya istri yang memperhatikan asupan gizi suami, gantian sekarang suami yang menjaga asupan gizi istri. Pastikan selama proses menyusui istri mengkonsumsi makanan yang higienis dan berpola gizi seimbang. Wanita menyusui membutuhkan tambahan 300-500 kalori setiap hari, dan tambahan asupan air (disarankan 3,1 liter setara dengan 13 gelas). Tidak perlu makan berlebihan, hanya perlu memastikan bahwa kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral terpenuhi. Perbanyak sayuran hijau dan buah-buahan di menu makan istri, pastikan istri minum segelas air setelah makan dan menyusui. Jangan perduli dengan pantangan yang mengatakan makanan jenis tertentu tidak baik untuk Ibu menyusui karena akan menyebabkan diare pada bayi, atau mempengaruhi rasa ASI. Selama dikonsumsi tidak berlebihan tidak masalah.
Beri perhatian ekstra ke istri dan jaga moodnya agar tetap bagus
Wanita yang baru melahirkan kebanyakan lebih sensitif, bahkan lebih dari 50% yang mengalami baby blues. Baby blues adalah perasaan sedih dan gundah setelah melahirkan. Misalnya menangis tanpa sebab, mudah kesal, lelah, cemas, tidak memperhatikan bayi. Jadi benar-benar jaga perasaan istri, jangan karena sudah punya bayi jadi asyik memperhatikan sang junior sampai lupa pada ibunya. Jangan sampai istri merasa terabaikan, dan merasa bukan lagi menjadi pusat perhatian anda. Stress pada ibu menyusui bisa menghambat produksi ASI, jadi pintar-pintar suami mengambil hati istri biar asupan ASI untuk bayi lancar.
Rekomendasikan istri untuk melakukan massage/pijat seminggu sekali. Pijatan akan membuat perasaan lebih rileks dan nyaman, disamping juga untuk melemaskan otot-otot tubuh yang kaku setelah melahirkan.
Ringankan tangan untuk berbagi tugas dengan istri, pastikan istri mempunyai waktu istirahat yang berkualitas
Mempunyai bayi selain menyenangkan juga pasti merepotkan terutama sampai usia 40 hari dimana bayi masih suka terbangun di tengah malam. Jangan sungkan untuk memberikan bantuan sekecil apapun untuk istri, misalnya mengganti popok bayi, menggendong, menyiapkan ember untuk mandi, atau bangun di tengah malam untuk menemani istri begadang menyusui bayi. Â Capek memang, tapi inikan salah satu proses yang harus dilewati untuk menjadi orangtua. Jangan dianggap berat, kerjakan dengan senang dan ikhlas pasti terasa mudah.Â
Ingatkan istri untuk menyempatkan beristirahat, terutama diwaktu-waktu ketika bayi tidur. Kelelahan bisa memicu stress, dampaknya produksi ASI menurun.
Jaga kesehatan anda
Jika anda sudah melakukan semua hal di atas untuk istri, maka yang terakhir harus dilakukan adalah memperhatikan kondisi kesehatan anda sendiri. Kalau suami sakit, tentu akan menyebabkan istri menjadi tidak fokus dalam memberikan ASI karena harus memperhatikan ayah si bayi juga.
Demikian, semoga bermanfaat.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H