pendidikan, pengembangan keterampilan komunikasi ini memiliki peran yang sangat strategis, terutama dalam organisasi remaja seperti Palang Merah Remaja (PMR). Hal ini menjadi fokus program psikoedukasi yang dilaksanakan di SMP 2 Wagir, Kabupaten Malang, dengan melibatkan 35 siswa dari kelas 7 hingga 9. Program ini bertujuan meningkatkan pemahaman siswa mengenai komunikasi organisasi, termasuk hambatan komunikasi serta bagaimana cara mengatasinya.
Malang -Â Dalam duniaKomunikasi dalam organisasi ini tidak hanya mencakup pertukaran informasi, melainkan juga melibatkan kepekaan terhadap hambatan komunikasi. Hambatan komunikasi yang ada seperti, perbedaan persepsi, budaya, dan kurangnya keterampilan mendengarkan ini menjadi fokus utama dalam materi yang disampaikan.
Membangun Dasar Komunikasi Organisasi
Program psikoedukasi ini menggunakan metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Sebelum psikoedukasi dimulai, dilakukan pre-test untuk mengukur pemahaman awal siswa. Hasil yang didapatkan ini menunjukkan bahwa banyak peserta yang masih memiliki keterbatasan dalam mengenali hambatan komunikasi, seperti yang berkaitan dengan masalah semantik dan budaya, serta cara membangun komunikasi yang efektif.
Ceramah yang dilakukan ini menyoroti konsep dasar komunikasi, termasuk jenis-jenis komunikasi (vertikal, horizontal, dan diagonal), unsur-unsur komunikasi, serta pentingnya komunikasi lintas budaya. Adanya diskusi dan sesi tanya jawab yang dilakukan ini menjadi sarana interaktif untuk mendalami materi, dimana siswa juga diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dan berbagi pengalaman.Â
Peningkatan Pemahaman yang Signifikan
Setelah mengikuti materi, post-test dilakukan untuk mengukur perkembangan pemahaman siswa. Hasil yang didapat ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan, khususnya dalam mengenali hambatan komunikasi dan cara mengatasinya. Siswa menjadi lebih paham terkait pentingnya komunikasi non-verbal, seperti anggukan saat mendengarkan, serta pentingnya membangun saluran komunikasi yang jelas.
Sebagai contoh, siswa yang sebelumnya tidak memahami pentingnya komunikasi lintas budaya kini mampu menjelaskan alasan mengapa hal ini relevan dalam dunia yang semakin global. "Saya jadi tahu bahwa memahami budaya orang lain sangat penting, terutama saat harus bekerja sama dalam tim," ujar salah satu peserta.Â
Membangun Kompetensi Masa Depan
Kegiatan ini tidak hanya membantu siswa dalam memahami komunikasi organisasi, tetapi juga mendorong pengembangan keterampilan yang relevan dengan dunia kerja dan komunitas. "Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat untuk melatih siswa PMR dalam menghadapi situasi nyata di lapangan, terutama dalam koordinasi kegiatan sosial dan kesehatan," ujar Almira Talitha, pelaksana program.Â