Mohon tunggu...
Junaedi Ham
Junaedi Ham Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis

Bekerja di Balang Institute Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kebangkitan Pemuda dan Revolusi Industri 4.0

23 Mei 2019   13:34 Diperbarui: 23 Mei 2019   18:23 1502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bantaeng, 21/05/2019 dengan mengusung tema Kebangkitan Pemuda dalam menyonsong Revolusi Industri 4.0 FPM Sul-sel (Forum Fomuda Sulawesi Selatan) melaksanakan dialog dan buka puasa di sekretariat bersama, jalan Pemuda Bantaeng.

Revolusi Industri 4.0 mulai populer sejak 2011 di Jerman yang mennggambarkan sebuah era baru sedang dimulai yaitu masa peralihan dari komputerisasi ke digital. Perubahan ini memberikan pengaruh yang cukup besar dalam sejarah perkembangan umat manusia, tidak hanya pada aspek ekonomi yang menyandarkan pada kecanggihan sebuah teknologi informasi, tetapi juga pada aspek sosial budaya.
Perubahan ini ditandai dengan pemanfaatan teknologi informasi yang membuka ruang interaksi tanpa batas. Sebuah penemuan sitem kerja baru untuk mempermudah jalannya aktivitas manusia, komunitas, organisasi atau perusahaan.  Dalam tema ini memunculkan dua istilah, otomatisasi dan kecerdasan buatan atau intelegensi artifisial(AI). Negara-negara berkembang berlomba-lomba merancang sebuah strategi untuk menjadi yang teratas dalam menyonsong revolusi industri 4.0. Indonesia misalnya, menargetkan menjadi 10 besar ekonomi dunia pada tahun 2030.

Posisi Pemuda dan revolusi industri 4.0

Pemuda atau paling akrab disapa dengan milenial dianggap menjadi kunci peradaban di masa ini. Generasi mileniallah yang memiliki peluang besar sebagai pelaku utama dalam menjalankan pengembangan industri di era digital. Mau atau tidak, para mileniallah yang akan terlibat di dalamnya.

dokumen FPM Sulsel
dokumen FPM Sulsel
Maka tidak salah jika se-kelompok pemuda mengangkat sebuah tema diskusi,  pemuda dan revolusi industri 4.0. Bukan tidak mungkin, perubahan kecil telah dilakukan kelompok-kelompok pemuda di Indonesia. Sebagai contoh adalah perusahaan startup yang dimiliki Indonesia, 4 dari 7 perusahaan startup  berada di Indinesia yaitu  Go-Jek, Tokopedia, Traveloka dan Bukalapak.

Saya ingin kembali dalam tema dan suasana diskusi, beberapa perusahaan yang digagas oleh  pemuda sebagaimana tersebut di atas sedang berada dalam puncak keemasan. Seperti emas, mereka hanya beberapa dari banyak yang memberi kilau. Kita lupakan sejenak tentang revolusi Industri empat titik nol. Kelompok pemuda yang membuat diskusi sore ini sebagian besar berasal dari desa, beberapa diantaranya adalah petani kopi, peternak, juga pengrajin sofa, pekerja serabutan. Sebagian lagi dari kelompok koperasi tani. Nah sekarang apa yang ada di kepala kita?, sebuah anatomi?, latar belakang peserta diskusi, industri, dunia kerja, perangkat teknologi, dan revolusi industri 4.0.

Seberapa siap pemuda desa menyonsong revolusi industri 4.0, mungkin seperti itulah banyak pertanyaan saat berjalannya diskusi. Apakah sebuah kemajuan yang berubah secara cepat ini, dapat seiring dengan perkembangan manusianya di seluruh dunia. Bagaimana soal pemerataan infrastruktur teknologi yang dapat dinikmati semua kalangan. Atau kita masih tetap pada pendapat lama bahwa perubahan, globalisasi, dan modernisasi adalah perusak kebudayaan.

dokumen FPM Sulsel
dokumen FPM Sulsel
Sayangnya beberapa narasumber dalam diskusi ini belum memiliki gambaran yang utuh terhadap beberapa pertanyaan. Seperti soal situasi pemuda, lapangan kerja ditengah pergolakan industri, Pola pembangunan pemerintah baik pusat maupun daerah dalam mendorong kebijakan yang tepat sasaran.

Dalam diskusi ini lebih banyak mepersoalkan Sumber Daya Manusia(SDM), padahal selain itu kita juga butuh infrastruktur kebijakan, sistem digitalisasi dan otomatisasi telah membuka ruang gerak yang selebar-lebarnya sekaligus memberi batasan bagi mereka yang belum siap menghadapinya. Indonesia sebagai negara berkembang harus menyiapkan segala sesuatunya. Sehingga pertanyaan yang paling tepat adalah seberapa Siapkah Indonesia menyonsong era baru revolusi ini. 

Revolusi industri ke empat tidak hanya menjanjikan sebuah kemudahan, tetapi juga tantangan. Beberapa perusahaan dapat beroperasi dan memutar modal tanpa membutuhkan banyak tenaga kerja. Sama halnya dengan  revolusi industri pertama, dalam konsep agraria, komunikasi, dan transportasi merupakan era peralihan tenaga hewan ke mesin-mesin sebagai penemuan baru. 

Kekhawatiran yang sama ketika melonjaknya angka pengangguran bersamaan dengan kebutuhan lapangan kerja, lalu diperhadapkan dengan sistem otomatisasi yang lebih banyak mengandalkan perangkat lunak dan dapat dikendalikan secara jarak jauh. Skil adalah kunci untuk menguasai teknologi dan juga digadang-gadang sebagai solusi utama menghadapi kemajuan, atau istilah ini adalah bahasa lain dari Kran persaingan yang dibuka secara lebar dan dikendalikan oleh kekuatan modal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun