Mohon tunggu...
Pahala Sarumpaet
Pahala Sarumpaet Mohon Tunggu... -

Mahasiswa yang Tak Abadi di Universitas Bengkulu\r\nProgram Studi Teknologi Industri Pertanian

Selanjutnya

Tutup

Nature

Biodisel Alternatif Minyak Solar

31 Desember 2011   01:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:33 901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minyak solar atau Automotive Diesel Oil (ADO) sebagai salah satu hasil kilang minyak merupakan bahan bakar destilasi menengah (middle destilate) yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan energi khususnya bahan bakar minyak (BBM) untuk bahan bakar di sektor transportasi, industri dan kelistrikan di Indonesia.. Selain itu juga dikenal minyak diesel atau Industrial Diesel Oil (IDO) yang digunakan untuk bahan bakar di sektor industri, termasuk untuk pembangkit listrik. Penyediaan minyak solar selain dapat diperoleh dari produksi kilang minyak di dalam negeri, juga diperoleh dari impor yang saat ini sudah mencapai angka yang hampir sama dengan produksi dalam negeri. Dengan kondisi tersebut, kenaikan harga minyak mentah dunia yang berakibat pada kenaikan harga produk kilang seperti minyak solar akan menambah beratnya beban Pemerintah dalam penyediaan BBM terutama untuk bahan bakar yang disubsidi. Mengingat minyak solar sangat berperan dalam transportasi, baik transportasi orang maupun barang, maka penyediaan minyak solar di masa mendatang sulit untuk dihilangkan dan harus dipenuhi. Oleh karena itu perlu dicari langkah-langkah untuk  mengurangi maupun menggantikan pemakaian minyak solar tersebut dengan bahan bakar alternatif. CPO yang berasal dari kelapa sawit merupakan sumber bahan baku biodiesel yang sudah tersedia, meskipun saat ini CPO tersebut diperuntukkan untuk keperluan non energi seperti minyak goreng dan sabun. Namun mengingat ketersediaan CPO maka perlu dipertimbangkan pengembangannya sebagai bahan baku pembuatan biodiesel, sehingga CPO dari kelapa sawit bukan saja bermanfaat sebagai sumber makanan dan sumber devisa, tetapi juga bermanfaat sebagai sumber energi. Sebagai gambaran, potensi produksi biodiesel dengan menganggap seluruh CPO dipakai sebagai bahan bakuproduksi bio-diesel yang dihasilkan dari perkebunan kelapa sawit.
Perkiraan besarnya produksi biodiesel pada tabel dibuat berdasarkan asumsbahwa dari setiap ton CPO dapat menghasilkan 0,9 ton biodiesel dan setiapton biodiesel diperkirakan mempunyai nilai kalor sebesar 0,03955 PJ. Selain itu, produksi biodiesel pada tabel tersebut juga dibuatberdasarkan asumsi bahwa semua produksi CPO dari seluruh wilayah di Indonesia dipergunakan sebagai bahan baku biodiesel. Produksi CPO pada tahun 2004 diperkirakan dapat menghasilkan lebih dari 10 juta ton biodiesel atau setara dengan 419 PJ (Peta Joule) atau 12,57 juta kiloliter biodiesel.Sementara itu pada tahun yang sama kebutuhan minyak solar setiap tahun mencapai 800 PJ yang setara dengan sekitar 24 juta kiloliter.
Perkiraan Produksi Biodiesel dari Kelapa Sawit (CPO) menurut Wilayah

Sumber: Diolah berdasarkan Statistik Perkebunan 2000-2004 Catatan: 1 ton CPO = 0,9 ton biodiesel 1 ton biodiesel = 0,03955 PJ Mengingat CPO Gambaran diatas menunjukkan bahwa produksi CPO, sekitar 50% dipergunakan untuk produksi minyak goreng dalam negeri dan sisanya di ekspor. Dengan menganggap CPO yang diekspor dipakai sebagai bahan bakar biodiesel, maka maksimum hanya sekitar 6 juta kilo liter yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai biodiesel. Berdasarkan perhitungan tersebut diatas, maka bila ditargetkan penggunaan biodiesel sejumlah 2% atau campuran 98 persen minyak solar dengan 2 persen biodiesel, akan memerlukan sekitar 16 PJ biodiesel yang diperkirakan sama dengan sekitar 4 persen dari total perkiraan produksi biodiesel. Namun potensi yang ada tersebut harus memperhitungkan kebutuhan CPO baik untuk memenuhi produksi minyak goreng di dalam negeri dan pasar internasional yang telah dirintis dan telah pasti juga mempertimbangkan pengembangan kebutuhan dalam negeri serta ekspor. Untuk jumlah prosentase campuran yang besar perlu dipikirkan untuk mengembangkan perkebunan kelapa sawit yang peruntukkannya khusus sebagai bahan baku biodiesel, agar tidak mengganggu pasar CPO yang telah ada saat ini. Sementara itu, dapat diperkirakan bahwa produksi CPO yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku biodiesel tanpa mengganggu pasokan CPO untuk keperluan non energi adalah sekitar 1 sampai 2 persen saja dari produksi CPO. Disamping itu biodiesel juga dapat diproduksi dari limbah produksi CPO yang disebut sebagai "CPO parit" (PTPN VIII, 2004). Kebutuhan minyak solar pada sektor-sektor transportasi, industri, dan pembangkit listrik meningkat terus, sedangkan produksi minyak solar di dalam negeri relatif tetap.   bagian besar kebutuhan minyak solar tersebut dipergunakan sebagai bahan bakar Jendaraan pada sector transportasi, yang secara fisik sulit untuk digantikan oleh jenis energy lain, sehingga mendorong Pemerintah untuk meningkatkan impor minyak solar guna memenuhi kebutuhan energi tersebut. Tingginya harga minyak mentah dunia yang diikuti harga BBM termasuk minyak solar, mengakibatkan beban pemerintah dalam penyediaan minyak solar dalam negeri semakin berat. Untuk itu perlu dicari bahan bakar alternatif pengganti minyak solar tersebut. Biodiesel merupakan pilihan sebagai sumber bahan bakar alternatif pengganti minyak solar terutama untuk sektor transportasi. Berdasarkan pengembangan tanaman penghasil bahan baku biodiesel saat ini, CPO dari kelapa sawit merupakan sumber bahan baku biodiesel yang paling siap dan potensial. Dengan luas perkebunan kelapa sawit yang mencapai sekitar 5,45 juta hektar dan produksi CPO nya mencapai sekitar 11,78 juta ton, maka bila seluruh produksi CPO tersebut dipergunakan sebagai bahan baku biodiesel akan menghasilkan sekitar 10,60 juta ton biodiesel yang setara dengan 419,34 PJ atau sekitar 50% kebutuhan minyak solar nasional. Produksi CPO tersebut diperuntukkan untuk keperluan non energi seperti bahan baku pembuatan minyak goreng, sabun dan ekspor, sehingga bila CPO yang ada dipergunakan sebagai bahan baku biodiesel dikhawatirkan akan dapat mengganggu pasokan non energi tersebut. Oleh karena itu diperlukan perluasan lahan kelapa sawit khusus untuk pasokan bahan baku biodiesel. Untuk mendukung keekonomian biodiesel, sebagian dari bahan baku biodiesel dapat  memanfaatkan CPO parit atau limbah CPO yang diperkirakan bisa mencapai dua persen dari produksi CPO standar. Created by : Pahala Sarumpaet Teknologi Industri Pertanian Universitas Bengkulu

Sumber Bacaan : Ditjen. Perkebunan. Buku Statistik Perkebunan Indonesia, Kelapa Sawit 1990-2004, 2005. Ditjen. Minyak dan Gas. Statistik Minyak dan Gas 1994 - 2004. KOMPAS. Harga Minyak Tak Wajar. 31 Agustus 2005. Wirawan, S.S. Perkiraan Reference Energy System Biodiesel. BPPT. 2004.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun