Mohon tunggu...
E MariaKristine
E MariaKristine Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Metode Pembelajaran Montessori

16 Desember 2022   13:00 Diperbarui: 16 Desember 2022   12:58 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pelopor metode Montesori adalah Maria Montessori, lahir pada tahun 1870 di Italy. Ia mempercayai bahwa setiap anak memiliki pola perkembangan dalam dirinya sendiri (bio-psiko-sosial), dan berkembang sendiri melalui pola internal ini. 

Anaklah yang menciptakan dirinya sendiri, anaklah yang menentukan dirinya sendiri mau jadi apa dimasa depannya. Hal inilah yang mendasari ia mengembangkan metode pedagogis yang komprehensif dan terintegrasi, yang disebut metode Montessori, yaitu suatu metode pendidikan anak yang mendasari pembelajarannya berdasarkan pada garis perkembangan anak. Metode ini membantu anak-anak untuk meraih dan mencapai potensi dalam dirinya, dimana anak bisa bersikap mandiri dan aktif.  

Fokus pembelajaran tidak hanya pada teori yang disampaikan oleh guru saja, tetapi juga melakukan praktik yang dapat meningkatkan kreatifitas anak, dengan harapan anak dapat lebih siap untuk menghadapi dunia luar.

Faktor penting yang perlu diperhatikan dalam penerapan metode Montessori adalah:

  • Lingkungan belajar: lingkungan belajar yang ideal bagi anak adalah lingkungan ynag mendorong kemandiarian anak dalam ekplorasi dan yang mendukung proses pembelajaran, seperti tempat yang luas dan terbuka, teratur estetis, sederhana, yang disesuaikan dengan perkembangan anak.  Tujuannya membentuk interaksi sosial anak, respek dan solidaritas terhadap lingkungannya
  • Anak itu sendiri : setiap anak diberi kebebasan untuk memilih aktifitas, agar anak lebih focus atau berkonsentrasi dalam melakukan segala sesuatu yang dia inginkan. Kebebasan disini kebebasan yang bertanggung jawab, jadi anak menggunakan setiap material sesuai dengan peruntukannya.   
  • Materi Pembelajaran : materi pemebelajaran disesuaikan dengan tahapan perkembangan anak
  • Orang dewasa (guru). Setiap pendidik harus mengikuti anak, mengenali kebutuhan dan karakteristik di setiap tahapan perkembangan anak dan membangun lingkungan yang sesuai pertumbuhan anak baik fisik, maupun psikologis anak.

Tahapan perkembangan anak menurut Montessori adalah 

  • Early childhood (usia sejak lahir -- 6 tahun): tahap absorbing mind, yaitu anak menyerap semua aspek baik yang baik maupun yang buruk, dari lingkungan sekitarnya. Oleh karenanya perlu menciptakan lingkungan yang optimal untuk mendukung pertumbuhannya. Tahap ini terbagi atas dua yaitu: (1) tahap 0-3 tahun: pengajaran berfokus pada kemampuan berbicara, koordinasi pergerakan dan kemandirian sehingga anak dapat merasa percaya diri, (2) tahap usia 3-6 tahun, menakankan pada practical life (kemampuan dalam kehidupan sehari-hari), sensori (anak diajarkan panca indera), bahasa (mengenal bahasa melalui pendengaran, dan dilatih untuk berbicara) dan matematika (mengenal konsep matematika).
  • Childhood (usia 6-12 tahun): tahap reasoning mind, disebut juga fase tenang (pertumbuhan lebih halus dan melambat). Anak perlu diperkenalkan budaya mereka sendiri maupun budaya orang lain. Anak cenderung mengeksplorasi dunia dengan imajinasi dan pemikiran abstraknya, sehingga anak peru didorong untk memiliki keinginan berimajinasi, rasa ingin tahu, menghargai kreatifitas dan berinovasi. pengetahuan, perkembangan yang historis, evolusioner, dan terintegrasi.
  • Adolescence (usia 12-18 tahun), atau tahap humanistic mind . Anak berkeinginan untuk mengerti tentang kemanusiaan, dan berusaha berkontribusi terhadap lingkungannya. Sebaiknya anak diperkenalkan dengan lingkungan dan  praktek dalam kehidupan nyata, sehingga dapat berperan positif dalam komunitas sosialnya, misalnya praktek ekonomi atau admisnistrasi
  • Young Adulthood (usia 18-24 tahun) disebut special mind. Pada tahap ini kemampuan bersosial  berkembang. Sebisa mungkin anak bekerja sambil belajar sehingga memiliki kehidupan yang seimbang, yang memberikan kontribusi kepada masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun