Mohon tunggu...
E MariaKristine
E MariaKristine Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pembelajaran Secara Kognitif

3 November 2022   22:00 Diperbarui: 3 November 2022   22:02 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Tujuan utama pendidikan adalah menciptakan manusia yang mampu melakukan  hal-hal baru, bukan sekedar mengulangi apa yang telah dilakukan generasi lain, melainkan menjadi manusia yang keatif, berdaya cipta dan penemu, demikian salah satu kutipan dari penggagas teori perkembangan kognitif yaitu Jean Piaget. 

Menurut teori kognitif pembelajaran bukan sebatas proses rentetan stimulus response, melainkan sebuah proses penyusunan struktur kognitif. Dengan kata lain siswa tidak hanya menerima stimulus dan bereaksi secara pasif  tetapi mengolah stimulus yang diterima dan bereaksi secara tepat.

Terdapat 4 faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif yaitu : pematangan biologis, pengalaman lingkungan fisik, lingkungan sosial dan keseimbangan (equilibration) yang terdiri dari asimilasi (penyesuaian realitas eksternal dengan struktur kognitif yang ada) dan akomodasi (perubahan struktur internal untuk memberikan  konsistensi dengan realitas eksternal). Proses pembelajaran hanya dapat terjadi ketika ada konflik kognitif atau terjadi titik ketidakseimbangan (disequilibrum).

Jhon Piaget mengatakan bahwa perkembangan kognitif tidak bisa diajarkan, akan tetapi research membuktikan bahwa para pendidik dapat membantu proses akselerasinya dengan cara sebagai berikut :

  • Memahami perkembangan kognitif peserta didik, yaitu dengan cara menyesuaikan pembelajaran dengan level kognitif dan usia peserta didik, fokus pada proses belajar daripada hasil belajar, memberi pemahaman konsep dan bukan kegiatan menghafal, menyadari bahwa setiap peserta didik memiliki kecepatan ynag berbeda dalam belajar. Kemudian mengevaluasi tingkat kognitif peserta didik sebelum merencanakan pembelajaran.
  • Menerapakan kegiatan pemebelajaran yang membuat peserta didik aktif, yaitu dengan menghubungkan materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya dengan pertemuan yang sedang berlangsung, memberikan topik yang dibutuhkan dan disukai peserta didik, menghubungkan materi dengan pengalaman peserta didik,mebiarkan peserta didik bereksplorasi dalam pembelajaran yang aktif.
  • Menciptakan keganjilan, melalui keganjilan (ekspektasi tidak sesuai dengan struktur kognitif peserta didik) dapat memperkembangkan kognitifnya, melatih peserta didik untuk menyelesaikan masalah, menjawab salah pun tidak apa2 karean merupakan proses pemebalajaran.
  • Berinterkasi sosial dengan teman atau lingkungan, yaitu dengan melakukan kegiatan pembelajaran yang melibatkan interaksi sosial, melakukan diskusi atau kerja kelompok. Melalui kerja kelompok peserta didik dapat belajar dari perbedaan pendapat dan mengurangi egosentris peserta didik.  Semoga bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun