Mohon tunggu...
Eko Sudaryanto
Eko Sudaryanto Mohon Tunggu... Freelancer - Awam yang beropini

Awam yang beropini!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Warga Tetap Cinta Wakilnya Dari Demokrat...

8 Juni 2012   02:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:16 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ketika Marzuki Alie menyatakan partainya tidak terganggu dengan hasil survei Soegeng Sarjadi Syndicate yang menempatkan Partai Demokrat lebih rendah daripada partai lainnya, saya berusaha bisa memahaminya.


Sayapun mencoba mencari sesuatu yang kita-kira membuat pak Marzuki merasa yakin, bahwa berita buruk terkait keterlibatan beberapa kader utama PD dengan berbagai kasus korupsi belakangan ini, yang berujung pada turunnya elektabilitas Partai bukan pertanda kiamat bagi Partainya.


Dan saya mendapatkan jawaban tentang hal tersebut di atas, meskipun hanya di dunia kecil, kampung atau RW tempat tinggal saya di Semarang.


Berawal pada PEMILU LEGESLATIF tahun 2009, dua orang kader Demokrat yang sedang berjuang untuk mendapatkan kursi di DPRD Kota dan Propinsi, mohon bantuan warga dengan kompensasi sebuah sumur artetis siap pakai yang sangat dibutuhkan warga. Eloknya, pengerjaan pengeboran sudah mulai dikerjakan jauh hari sebelum musim kampanye, sehingga pada hari H sumur sudah 90% selesai dan tinggal menunggu listrik dari PLN dan pembuatan jaringan pipa distribusinya.


Singkat kata, warga mengapresiasi positif "bantuan" kedua orang kader Demokrat tersebut, dan berhasil memenangkan mereka di TPS tempat tinggal saya. Merekapun berhasil menduduki kursi di DPRD Kota dan Propinsi.


Yang membuat warga angkat topi, saat sudah resmi menjadi Anggota Dewan, mereka masih tetap konsisten membantu warga, baik secara finansial maupun bantuan moril. Misalnya: memberi disposisi pada setiap proposal bantuan yang kami ajukan ke Dinas dan Pemerintah Kota, serta mengawalnya hingga cair, memberi saran dan pendampingan saat warga ada masalah dengan pihak lain, dan lain-lain. Bahkan kader Demokrat yang duduk di DPRD Kota, masih sering berkunjung ke warga, baik atas inisiatif sendiri maupun karena diundang.


Yang terakhir, dan masih berlanjut hingga saat ini, beliau sedang melakukan pendampingan saat warga berkonflik dengan seorang pengusaha kaya yang akan "mencaplok" sebagian tanah jalan masuk kampung. Hasilnyapun cukup memuaskan. Adanya sinergi positif antara beliau dan Wakil Walikota yang berkenan menerima aduan warga, menghasilkan Surat Perintah bongkar bangunan yang sudah setengah jadi dari Dinas Tata Kota dan Pertamanan , meskipun karena "alasan intern" di tubuh SATPOL PP, (warga menduga mereka telah menerima suap dari sang Pengusaha), pembongkaran belum dilakukan hingga sekarang.


Namun sekali lagi, Kader Demokrat yang "merumput" di wilayah RW tempat tinggal saya itu, memfasilitasi warga untuk melakukan audisi dengan komisi di DPRD Kota yang mengawasi kerja SATPOL PP, untuk mencari solusi yang terbaik untuk warga.


Hubungan baik antara warga dengan kader Demokrat tersebut di atas, sepertinya tidak terpengaruh dengan gonjang-ganjing yang terjadi di tubuh Partai Demokrat di Jakarta, terkait dengan kasus korupsi yang dituduhkan pada beberapa kader utama Partai.


Bahkan ketika seorang rekan separtai dan seorang dari partai lain, yang juga aktif "merumput" di kampung saya ditangkap KPK bersama Sekda karena terlibat kasus suap yang akhirnya juga menyeret Walikota, (yang juga pernah memberi bantuan finansial untuk kampung saya), hubungan yang terjalin antara warga dengan kader Demokrat tersebut masih tetap mesra. Dalam sebuah pertemuan warga sempat mengemukakan harapannya agar beliau lebih berhasil-hati dalam bertindak, sehingga tidak terperosok ke lobang yang sama dengan rekan mereka yang berurusan dengan KPK.


Namun meskipun demikian, saya sering bertanya dalam hati, apakah hubungan yang sangat mesra ini dapat terus berlanjut hingga tahun 2014, dan mengantar sang Anggota Dewan ke kursi yang didudukinya saat ini, atau ke jenjang yang lebih tinggi, jika beliau mencalonkan kembali....?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun