Mohon tunggu...
Eko Sudaryanto
Eko Sudaryanto Mohon Tunggu... Freelancer - Awam yang beropini

Awam yang beropini!

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Nunun Nurbaeti Bukan "Tukang Pos" Dari Orang Bodoh!

1 Februari 2012   13:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:11 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semakin sering Nunun Nurbaetie berbohong, setidak-tidaknya ini yang dipersepsikan publik, semakin terang kebenaran apa yang sedang berusaha dia sembunyikan!

Seperti yang diberitakan Kompas.com hari ini, terdakwa kasus suap cek pelawat tersebut, mengaku tidak tahu siapa penyandang dana dan siapa yang memberikan 480 lembar cek pelawat, untuk dibagikan kepada sejumlah anggota DPR periode 1999-2004, guna memenangkan Miranda Goeltom sebagai Deputi Gubernur Senior BI.

Mari sejenak kita berandai-andai. Andaikata benar bu Nunun tidak tahu siapa orang misterius penyandang dana dan yang menyerahkan cek pelawat itu kepadanya. Andaikata beliau tiba-tiba mendapatkan 480 lembar cek pelawat senilai Rp 24 M itu sudah ada di atas meja kerjanya, atau ditempat lainnya, dengan petunjuk untuk mendistribusikan kepada sejumlah anggota DPR. Kemudian dia membagi-bagikannya dengan bantuan bawahannya bernama Ari Malangyudo...

Itu berarti apa?

Kalau kita menggunakan bahasa hukum yang kadang berbunga-bunga. PATUT DIDUGA orang misterius itu tahu dan kenal baik siapa Nunun Nurbaeti itu, dan menaruh kepercayaan sangat besar kepadanya. Ingat! ini terkait dengan uang Rp. 24.000.000.000!!!

Jika orang misterius itu sangat percaya dengan Nunun Nurbaetie, dan sangat yakin dia mau membantu...PATUT DIDUGA mereka sudah saling kenal baik dan bahkan mungkin sudah sering melakukan kerja sama, baik dalam kegiatan legal, semi legal atau...

Menurut logika awam sekalipun, akan terasa janggal jika ada seseorang yang mempercayakan uang puluhan milyar rupiah kepada orang lain yang tidak dikenal dengan baik, dan tidak yakin bahwa orang itu akan melakukan apa yang dia perintahkan. Kecuali dia adalah orang bodoh, bahkan mungkin super bodoh!

Tetapi orang bodoh pasti tidak punya banyak uang, dan tidak tahu bagaimana cara menikmati, menggunakan, menambah dan melindungi pundi-pundi uangnya itu, dengan cara-cara kotor sekalipun! (E. SUDARYANTO-010212)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun