Kita tak tahu pasti, apa yang membuat Afriani Susanti, sang pengemudi xenia maut, menjerumuskan diri ke dunia narkoba. Apakah karena beban kehidupan atau tekanan pekerjaan yang sangat tinggi?
Atau hanya sekedar larut dalam uforia gaya hidup yang dia anggap modern dan menyenangkan?
Bagi Afriani, dan AFRIANI-AFRIANI yang lain, gaya hidup yang mereka jalani sangat menyenangkan dan menghibur. Tak ada cara lain yang lebih menyenangkan untuk menikmati hidup, atau untuk meredakan stres akibat beban hidup dan tekanan pekerjaan, kecuali apa yang mereka lakukan selama ini.
Namun pertanyaan kita adalah, jika semua yang dia, atau mereka jalani sangat menyenangkan dan menghibur, mengapa tidak menikmati semua itu dalam keadaan SADAR, sesadar-sadarnya?
Mengapa dia, atau mereka, harus menggunakan narkoba dan larut dalam DUNIA MAYA yang penuh ilusi untuk dapat menikmati semua itu?
Mengapa dia, atau mereka, tidak dapat menikmati indahnya saat-saat bercengkerama dengan kawan dan sahabat, dalam keadaan sadar tanpa diganggu halusinasi akibat pemakaian narkoba atau mengkonsumsi miras?
Mengapa dia, atau mereka, tidak dapat menikmati indahnya alunan lagu dan suasana gembira yang membuatnya bergoyang, dalam keadaan pikiran sadar sehingga dapat mengendap dalam memori otak sebagai kenangan yang menyenangkan untuk diingat-ingat?
Apakah DUNIA NYATA sedemikian memuakan, sehingga dia, atau mereka, sampai mau menghambur-hamburkan uang untuk membeli narkoba dan miras untuk memasuki DUNIA MAYA yang hanya sekejap, dengan semua resiko yang mesti dia atau mereka BAYAR TUNAI atau KREDITAN?
Sekarang ini Afriani dipaksa berhenti berpetualang di DUNIA MAYA. Dia harus menghadapi DUNIA NYATA, dunia yang dia hindari selama ini. Pertanyaannya adalah, seberapa kuat dia mampu menghadapi semua itu...TANPA NARKOBA? (E. SUDARYANTO-240112)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H