Mohon tunggu...
Eko Sudaryanto
Eko Sudaryanto Mohon Tunggu... Freelancer - Awam yang beropini

Awam yang beropini!

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kasus Cek Pelawat: Mengapa Harus Miranda Goeltom?

11 Desember 2011   09:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:31 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mengapa harus Miranda S. Goeltom?" Pertanyaan ini selalu melonjak-lonjak di benak saya, setiap kali Kasus Suap Cek Pelawat dalam rangka pemilihan Debuti Gubernur Senior BI tahun 2004, kembali ramai diberitakan.


"Mengapa ada orang atau sekelompok orang yang berkepentingan untuk memastikan terpilihnya Miranda Goeltom sebagai Debuti Gubernur Senior BI, dengan memberikan suap ratusan juta, total Rp 24 milyar, kepada anggota Komisi IX DPR periode 1999-2004?"


Yang pasti itu bukan tindakan iseng dari orang atau sekelompok orang yang kebanyakan uang dan bingung untuk memanfaatkannya. Bukan pula tindakan orang yang bernafsu mendudukkan Miranda Goeltom pada kedudukan tersebut di atas, hanya karena alasan emansipasi wanita atau kesetaraan gender.


JADI MENGAPA MEREKA HARUS MEMASTIKAN TERPILIHNYA MIRANDA GOELTOM DAN MELAKUKAN PENYUAPAN?


Ijinkan saya berandai-andai. Andaikata saya adalah orang atau bagian dari kelompok orang menjadi pelaku atau aktor intelektual Kasus Cek Perjalanan ini, saya ngotot memilih Miranda Goeltom karena satu atau beberapa alasan berikut ini.


PERTAMA, karena saya telah melakukan kesepakatan dengan Miranda Goeltom, untuk membantu dengan cara apapun, melapangkan jalan bagi beliau agar dapat menduduki jabatan bergengsi di BI. Sebagai imbalan, kamipun telah bersepakat bahwa beliau akan bersedia untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu demi kepentingan saya dan kelompok saya.


KEDUA, meskipun belum atau tidak ada kesepakatan antara kita seperti yang saya uraikan di atas, berdasarkan hasil riset dan penelusuran rekam jejak perjalanan karier Miranda Goeltom, saya menyimpulkan dan mempunyai keyakinan bahwa, beliau dapat diajak BEKERJA SAMA untuk kepentingan saya dan kelompok.


KETIGA, Saya tidak mempunyai kesepakatan dan tidak yakin Miranda Goeltom mau diajak BEKERJA SAMA atau BERMAIN demi kepentingan saya dan kelompok. Akan tetapi saya memutuskan untuk tetap membantu beliau sebagai hutang jasa. Siapa tahu suatu saat nanti hutang itu dapat ditagih berikut bunganya


Atau...saya tetap bersedia mengeluarkan uang untuk memastikan terpilihnya Miranda Goeltom, karena saya dan kelompok saya merasa LEBIH NYAMAN jika beliau yang menduduki jabatan itu, daripada calon yang lain.


Meskipun semua itu hanya khayalan saya seandainya saya yang menjadi aktor intelektual kasus Cek Pelawat, namun sudah selayaknya jika KPK telah mendalaminya untuk mengetahui motif dan modus operandi kasus suap ini. Tertangkapnya Nunun Nurbaeti, terdakwa pelaku suap, hendaknya makin melapangkan jalan kearah terungkapnya kasus secara tuntas! Ya, semoga, karena publik hanya bisa berharap!(E. SUDARYANTO-111211)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun