Sah-sah saja jika Ketua DPP Partai Demokrat I Gede Pasek Suardika berpendapat, bahwa tawaran agar Angelina Sondakh mau menjadi "Justice Collaborator" merupakan bukti KPK tidak mampu mengusut kasus Angie, meskipun telah diberi kewenangan dan anggaran super power.
Namun jangan salahkan publik jika pernyataan Ketua DPP PD tersebut di atas, dianggap sebagai cermin kegelisahan atau bahkan ketakutan partainya SBY, jika kasus yang menjerat Nazaruddin dan Angie dapat terungkap sampai ke akar yang paling dalam. Karena sudah menjadi rahasia umum, bahwa kasus yang menyeret Nazaruddin dan Angie, menurut kesaksian Nazaruddin dan saksi lain di persidangan, juga diduga melibatkan petinggi Partai Demokrat lain seperti: Anas Urbaningrum, Andi Malarangeng,Mirwan Amir dan Mahyudin. Meskipun sampai detik ini belum ada bukti valid yang dapat menjelaskan secara hukum keterlibatan mereka bertiga.
Akan tetapi bukan Hal yang mustahil seandainya Angie menerima tawaran KPK dan mau jujur membeberkan semua hal yang dia ketahui terkait "permainan" dalam pembahasan anggaran Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)....bukti-bukti untuk menjerat mereka bertiga dan tersangka lain akan ditemukan. Bahkan mungkin juga akan terungkap bahwa keterlibatan mereka bukan hanya sebagai pribadi atau perseorangan.
Oleh Karena itu jika Partai Demokrat yakin bersih, dan selalu ingin menjadi partai yang bersih, akan terdengar lebih bijaksana jika tak ada lagi pernyataan atau komentar sinis dari elite atau petinggi Partai, tentang langkah dan strategi KPK dalam mengusut kasus yang diduga melibatkan kader partai pemenang PEMILU 2009 tersebut.
Tegasnya, kalau tak bisa mendukung, lebih baik diam saja! *E. Sudaryanto 02052012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H