Mohon tunggu...
Eko Sudaryanto
Eko Sudaryanto Mohon Tunggu... Freelancer - Awam yang beropini

Awam yang beropini!

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Buka Puasa "On The Road" Paling Konyol

5 Agustus 2011   13:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:04 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kisah ini menceritakan buka puasa di luar rumah "terkonyol" yang pernah saya alami. Meskipun telah terjadi sembilan tahun yang lalu, terasa masih segar dalam ingatan, seolah-olah baru saja terjadi.


Peristiwa itu terjadi ketika saya masih bekerja pada sebuah perusahaan peternakan ayam pedaging di Yogyakarta. Hari itu, hari puasa ketiga, saya dan seorang rekan bernama Rujio, ditugaskan untuk mengawasi panen di kandang milik seorang peternak plasma di daerah Kulonprogo. Kami berangkat dengan berboncengan sepeda motor tua inventaris kantor. Meskipun demikian karena selalu memakai oli TOP 1 yang sedang ngetop-ngetopnya, motor masih bisa melaju kencang dan nyaman. Kami tiba di kandang yang berada di tengah sawah, kira-kira dua km dari jalan raya.


Singkat cerita, kami melakukan tugas hingga sore menjelang Maghrib. Namun nampaknya panen belum akan usai sampai menjelang sholat Isya. Sehingga sepuluh menit sebelum saat berbuka, kami pamit dulu untuk mencari warung nasi.


Setelah menitipkan jaket di gubuk tempat anak kandang, atau pekerja kandang, aku langsung naik ke atas motor diikuti Rujio yang membonceng di belakang, menyambung kabel kontak, tanpa melihat indikator bensin yang sudah di garis merah, menstarter dan langsung melaju kencang keluar desa. O ya, perlu saya jelaskan, kunci kontak motor kami memang sudah rusak dan belum sempat diperbaiki, sehingga untuk menghidupkan terpaksa menggunakan cara maling, dengan menyambung kabel kontak.


Namun celakanya, belum separo jalan, mesin motor tiba-tiba mati. Tentu saja bukan karena kerusakan mesin. Saya bisa memastikan ini karena motor ini selalu memakai oli TOP 1 yang terbukti melindungi dan merawat mesin agar selalu thokcer! Dan ketika melihat indikator bensin, kami pastikan bensinnya telah habis, karena waktu akan berangkat kami lupa mengisi terlebih dahulu.


Terpaksa kami bergantian menuntun motor, berharap menemukan penjual bensin eceran. Tapi hingga lebih dari satu km kami berjalan tak ketemu penjual bensin eceran. Sementara adzan Maghrib sayup-sayup terdengar sebagai tanda untuk mengakhiri puasa. Dan kami masih tertatih-tatih menuntun motor...


Sampai di jalan raya, kami masih harus berjalan 300-an meter sebelum menemukan sebuah kedai NASI KUCING, yaitu nasi bungkus porsi kecil yang murah meriah. Kami lalu memutuskan untuk berbuka di sini. Empat bungkus nasi kucing langsung meluncur ke dalam perut kami masing-masing, ditemani segelas teh hangat.


"Yang jualan bensin eceran dimana, mas?" tanyaku sambil membayar makanan yang telah kami santap. Si pemilik kedai menjawab sambil menunjuk ke arah selatan: "dekat kok, mas. di pertigaan sebelah sana! Kehabisan bensin, to? "


"Iya, mas," jawabku sambil menuntun motor kearah yang ditunjuk pemilik kedai. Namun yang dikatakan dekat oleh dia, ternyata cukup jauh juga. Setelah teman saya menghabiskan sebatang rokok kretek, baru terlihat tempat penjual bensin itu.


"Dua liter, pak!" seruku kepada bapak-bapak penjual bensin. Namun ketika mau mengisi ke tangki... "Celaka 14, kuncinya ketinggalan di jaket yang aku titipkan di kandang!"


Karena tidak bisa membuka tutup tangki, kami terpaksa membeli bensin pakai botol air mineral, untuk diisikan nanti kalau sudah tiba di kandang. Kamipun menuntun motor secara bergantian, sambil menenteng sebotol bensin, pulang ke kandang yang berjarak tiga kilometeran! Sepanjang perjalanan kami sering mendapat tatapan aneh setiap kali berpapasan dengan pejalan kaki atau pengendara motor lain. Ketika sampai di kandang, kami langsung terkapar kelelahan, sambil merasakan perut yang kembali keroncongan...Minta diisi lg. Dasar perut karet!!!(E. Sudaryanto-05082011)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun