Beberapa saat yang lalu saya menyaksikan berita di Metro TV, segerombolan anggota fpi melakukan aksi perusakan di Rumah Makan Topaz di jl Boulevard Makasar.
Beberapa hari sebelumnya, fpi melakukan aksi serupa di sebuah warung coto Makasar di jl AP Pettarani, bahkan sempat melakukan kekerasan fisik terhadap karyawan yang melakukan perlawanan.
Terus terang saya tak bisa memahami jalan pikiran para laskar fpi itu. Apa salahnya jika ada orang mencari rejeki dengan melayani warga yang tidak menjalankan puasa. Toh hal ini tak akan mengurangi kekusukan umat muslim yang menjalankan ibadah puasa. Kecuali mereka tentunya.
Sering saya bertanya, apakah aksi-aksi kekerasan semacam ini merupakan bagian dari cara mereka beribadah? Apakah aksi-aksi tidak simpatik seperti ini merupakan refleksi dari keimanan mereka?
Kalau mereka menjawab: YA! Berarti bukan orang-orang yang menjadi sasaran amuk mereka yang harus disadarkan. Tetapi justru mereka sendiri, yang seharusnya disadarkan!
Bahkan saya berani menyatakan, bahwa mereka para anggota fpi, belum dapat menjalankan ibadah puasa dengan benar. Karena mereka belum dapat mengendalikan emosi dan hawa nafsu, yang seharusnya menjadi pencapaian tertinggi bagi mereka yang berpuasa.
Tentu saja mereka akan mengelak dan tak akan pernah mau berubah, karena mungkin nurani mereka telah tertutup debu tebal.
Maka saya menyarankan kepada para anggota fpi yang kebetulan membaca tulisan ini, agar tak perlu mendebat. Namun jika tengah malam mereka terbangun, dan setelah melakukan sholat tahajud, cobalah untuk berdialog atau bahkan berdebat dengan nurani. Saya yakin mereka tak akan berani melakukan ini, karena mereka tak akan tahan jika disalahkan oleh nurani mereka sendiri!(E Sudaryanto-120811)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H