[caption id="attachment_200115" align="aligncenter" width="540" caption="Aksi Cukur Kumis (Foto: Merdeka.com)"][/caption] E. SUDARYANTO, Mengomentari kemengannya pada Pilkada DKI Jakarta berdasarkan hasil QUICK COUNT, di posko pemenangan Jokowi-Ahok Jalan Borobudur Nomor 22 Jakarta Pusat kamarin, Joko Widodo sempat mengemukakan harapannya agar para pendukungnya tidak mengekspresikan kemenangan secara berlebihan. Maksud dan tujuan dari himbauan ini, menurut pendapat saya, Jokowi ingin menjaga perasaan foke-Nara serta para pendukungnya, agar tetap tercipta situasi yang kondusif sekarang dan di masa yang akan datang. Himbauan ini juga mencerminkan kebesaran hati Joko Widodo, yang tidak ingin menjadi "besar kepala", karena berhasil mengalahkan pasangan incumbent yang didukung oleh beberapa parpol besar. Sebuah sikap yang selaras dengan kesan yang ditangkap masyarakat tentang kepribadian beliau. Namun sayangnya, tidak semua pendukung Jokowi-Ahok dapat menangkap pesan beliau. Aksi cukur habis kumis yang dilakukan beberapa pendukung dan kader serta pengurus parpol, sebagai luapan kegembiraan atas kemenangan Jokowi-Ahok, adalah salah satu contoh. Mereka (terutama para kader dan pengurus parpol pendukung) pasti tahu, kumis bukan hanya merupakan ciri khas dari sosok seorang Fauzi Bowo. Tetapi juga merupakan bagian dari simbol-simbol kampanye pasangan Foke-Nara. Meskipun Aksi cukur habis kumis tersebut cukup menggambarkan sebuah realitas, tetapi aksi ini terkesan sangat berlebihan. Terutama dari sudut pandang Foke-Nara dan pendukungnya, dalam suasana psikologis paska kekalahan mereka di Pilkada DKI Jakarta. Apalagi fakta sementara menunjukkan bahwa pasangan Jokowi-Ahok tidak "mencukur habis" pasangan Foke-Nara. Hanya selisih kurang dari 5 %! Semoga pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli tidak menganggap Aksi cukur habis kumis yang dilakukan para pendukung Basuki Tjahaja Purnama itu, lebih dari sekedar aksi "lucu-lucuan". Dan tetap berkomitmen untuk menerima kekalahan secara jantan! (SMG-21092012)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H