Mohon tunggu...
Eko Sudaryanto
Eko Sudaryanto Mohon Tunggu... Freelancer - Awam yang beropini

Awam yang beropini!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jangan Anggap Serius Manuver Para Elite Demokrat

15 Juni 2012   13:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:57 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_162779" align="aligncenter" width="400" caption="foto kompas.com"][/caption]
Rakyat tidak perlu menanggapi terlalu serius berbagai manuver kader dan para elite Partai Demokrat yang makin semarak belakangan ini.

Mulai dari forum curhatan SBY selaku Ketua Dewan Pembina dengan DPD PD se Indonesia. Selanjutnya forum silaturahmi pendiri Demokrat. Dalam kedua pertemuan ini, dengan alasan yang simpang siur, "tidak dihadiri" oleh Ketua Umum PD Anas Urbaningrum. Hingga yang terakhir, acara nonton bareng "film Soegija" bersama Anas Urbaningrum.

Rentetan peristiwa tersebut di atas telah menjadi fokus berita dan topik pembicaran di berbagai media massa dan forum-forum diskusi, dengan beragam penafsiran.

Anggap saja itu semua seperti sedang nonton sinetron Indonesia, yang penuh taburan syahwat perilaku mendzalimi dan didzalimi, dalam jalinan cerita yang dibuat sembarangan dan tak masuk akal. Yang penuh dengan caci maki dan umpatan.

Kalau sudah bosan atau tak menarik lagi, ya tinggal "pindah channel" dan lupakan!

Bagi rakyat yang tidak berpikir untuk golput pada tahun 2014, tak ada yang sulit untuk dilakukan. Kalau sudah "neg" dengan perilaku para elite dan politisi Partai Demokrat, tinggal lupakan mereka dan pilih yang lain. Semudah itu!

Namun bagi para elite dan politisi Partai Demokrat, tetap berada di dalam Partai, mungkin menyangkut hidup mati karier politik mereka. Sehingga mereka berusaha tetap bertahan, bahkan dengan cara yang sangat memalukan. Mereka akan tetap bertahan sampai benar-benar kelelahan atau pegangannya menjadi sangat rapuh dan patah, lalu menjatuhkan mereka dengan cara yang sangat memalukan! * E. Sudaryanto - 15062012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun