Mohon tunggu...
Eko Sudaryanto
Eko Sudaryanto Mohon Tunggu... Freelancer - Awam yang beropini

Awam yang beropini!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengapa Parpol Meributkan Capres Lebih Dahulu?

28 Oktober 2011   15:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:22 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

E. SUDARYANTO, KOMPASIANA.COM. Kadang saya merasa heran, mengapa para politikus dan elite parpol lebih suka membicarakan tentang siapa yang akan berkuasa di eksekutif atau CAPRES lebih dahulu daripada siapa atau parpol yang akan berkuasa di legeslatif?

Jawaban pertama mungkin karena berkuasa di eksekutif atau menjadi Presiden, lebih bergengsi dan lebih menentukan arah kebijakan, serta dalam batas-batas tertentu, lebih memudahkan untuk mewujudkan tujuan-tujuan, baik yang berorientasi pada kepentingan pribadi, partai atau rakyat yang dipimpinnya.

Jawaban kedua, mungkin karena CAPRES masih dianggap sebagai semacam MASKOT yang akan dijual pada saat PEMILU LEGESLATIF untuk menarik minat rakyat untuk memilih CALEG dari partai yang bersangkutan.

Logikanya begini, seorang yang sudah fanatik Megawati atau Puan Maharani, kemungkinan besar akan memilih CALEG dari PDIP. Orang yang sudah terkunci pesona Prabowo Subiyanto, hampir dipastikan akan memilih CALEG dari GERINDRA. Begitu seterusnya.

Sedemikian pentingnya peran ketua partai dan atau CAPRES yang diusung terhadap perolehan suara parpol dan CALEG, membuat penetapan CAPRES yang tepat menjadi penentu perolehan kursi di DPR, yang pada akhirnya juga sangat menentukan boleh tidaknya parpol yang bersangkutan mengajukan CAPRES-nya sendiri dalam PILPRES yang dilaksanakan sesudah PEMILU LEGESLATIF.

Atau dengan kata lain yang lebih sederhana dan lugas, penetapan CAPRES yang tepat merupakan penentu jika parpol ingin berkuasa di EKSEKUTIF dan atau LEGESLATIF.(es-28102011)ï¿»

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun