E.SUDARYANTO| Kesan saya, PKS adalah parpol anggota koalisi yang paling RIBUT menanggapi RESHUFFLE KIB II yang sedang digodhog Presiden SBY.
Mulai dari pernyataan bernada mengancam dari beberapa kader dan petinggi PKS. Hingga berlangsungnya RAPIM PKS, yang berlangsung dari tanggal 14-15 oktober 2011, dengan salah satu agenda sidang bukan hanya membahas masalah reshufle kabinet, tetapi juga sikap PKS terhadap berbagai kemungkinan hasil reshuffle kabinet yang dianggap merugikan partai bersangkutan.
Dalam RAPIM PKS juga dibahas soal kemungkinan keluarnya partai tersebut dari koalisi, serta kemungkinan penarikan seluruh kader partai dari kabinet, jika satu menteri diganti oleh Presiden SBY.
Dinamika beragam wacana seperti tersebut di atas, yang dijadikan salah satu agenda bahasan dalam rapin, membuktikan bahwa ketidaknyamanan PKS dalam koalisi bukan isue semata. Namun telah menjadi kenyataan yang tak terbantahkan lagi. Meskipun beragam alasan yang manis dan retorik sering dikemukakan para kader dan petinggi partai untuk menyangkalnya.
Masalahnya, nampaknya PKS masih merasa gamang untuk keluar dari koalisi dan beroposisi, meskipun ketidak cocokan sikap dan kebijakan sudah mengemuka sejak berlangsungnya Hak Angket tentang kasus Bank Century.
Lantas sebenarnya apa yang membuat PKS merasa gamang untuk keluar dari koalisi? Kita hanya dapat menduga-duga. Sedangkan jawaban yang pasti, mungkin hanya para kader dan petinggi PKS yang tahu! *ES-15102011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H