Ada sebuah ironi setiap kali Pemerintah menaikkan harga BBM. Sehebat dan "serusuh" apapun aksi massa yang menolak kebijakan tersebut, tak pernah mengubah pola konsumsi BBM oleh masyarakat. Tak terkecuali oleh mereka, buruh dan mahasiswa, yang paling "hot" dalam melakukan aksi penolakkan!
[caption id="attachment_166241" align="aligncenter" width="400" caption="foto kompas.com"][/caption]
Dari waktu ke waktu, konsumsi BBM oleh masyarakat cenderung meningkat secara signifikan.
Tidak masalah jika BBM digunakan untuk tujuan produktif, seperti untuk bekerja dan berusaha. Namun tak sedikit yang digunakan untuk hal-hal yang tak penting, dan dapat disubstitusi dengan cara lain.
Tak perlu jauh-jauh untuk membuktikannya. Cukup dengan melihat penggunaan BBM oleh anda dan orang disekitar anda untuk motor atau mobil pribadi dalam aktifitas sehari-hari.
Seberapa banyak orang di sekitar anda yang memiliki sepeda motor, masih mau berjalan kaki sejauh 1-2 km, yang bisa ditempuh dalam waktu kurang dari setiap10 menit jalan santai? Seberapa banyak orang di sekitar anda yang memiliki mobil, mau menggunakan alternatif kendaraan lain, untuk menempuh jarak tertentu, guna menghemat konsumsi BBM?
Yang sering kita temui justru sebaliknya! Bahkan hanya untuk beli rokok ke warung di gang depan kampung, enggan berjalan, "tinggal starter" motor. Untuk menidurkan atau mengajak jalan-jalan anak, pakai motor hanya untuk keliling sekitar kampung atau kompleks. Lebih ironis lagi ketika motor digunakan layaknya mainan oleh anak usia SD di sore hari!
Mungkin tak banyak BBM yang diboroskan untuk hal-hal tak penting seperti tersebut di atas. Namun jika seorang pemilik motor dapat menghemat 1 liter bensin setiap bulannya, dan para pemilik mobil pribadi dapat menghemat 10 liter bensin setiap bulan...... berapa juta/puluh juta/ratus juta liter BBM yang dapat dihemat setiap bulan dalam skala nasional? Dan berapa jumlahnya dalam satu tahun? Pasti jumlahnya sangat luar biasa!!
Namun apa yang terjadi? Seperti yang saya sebutkan di awal tulisan ini, seheboh apapun protes masyarakat terhadap rencana Pemerintah menaikkan harga BBM, sebesar apapun dampaknya terhadap pembengkakan biaya hidup, tetap saja tak mengubah pola konsumsi BBM oleh masyarakat!
Benar-benar sebuah ironi! Apakah anda dapat dikecualikan? (E. Sudaryanto-27/03/2012)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H