[caption id="attachment_167915" align="aligncenter" width="460" caption="foto detikcom "][/caption] Demonstrasi mahasiswa jelang eksekusi kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM per 1 April 2012 yang semakin marak belakangan ini, menurut saya sudah dalam taraf yang sangat memuakkan. Mereka cenderung lebih mengutamakan CARA daripada SUBSTANSI yang menjadi alasan untuk melakukan aksi unjukrasa. Ironisnya CARA yang mereka pertontonkan kepada publik, bakan hanya tidak mencerminkan jatidiri mereka sebagai kaum intelektual muda, tetapi juga berpotensi mengganggu ketertiban umum, serta memicu bentrokan dengan masyarakat tong merasa terganggu, juga dengan aparat keamanan yang mengawal aksi mereka. Aksi blokir jalan, bakar ban bekas, sweeping, penyanderaan mobil pemerintah dan kendaraan lain yang kebetulan melintas, serta upaya provokatif aktif terhadap aparat keamanan, merupakan cermin sikap arogan demonstran mahasiswa. Serta merupakan sikap penonjolan ego, untuk menunjukkan jasa mereka kepada masyarakat. Di tengah keriuhan aksi, seolah mereka ingin menunjukkan kepada masyarakat dan aparat keamanan, bahwa bukan hanya polisi yang bisa dan boleh bertindak arogan. "Sayapun bisa bertindak arogan, bahkan lebih arogan!" Jika pasca era reformasi mereka selalu menuntut agar aparat keamanan dan pemerintah mau berubah, sebuah ironi yang sangat tragis jika mereka sendiri, para mahasiswa, justru tidak mau berubah! Selalu menggunakan CARA-CARA yang sama, meskipun mereka tahu itu bukan cara yang terbaik! (E. Sudaryanto-23/03/2012)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H