Mohon tunggu...
Eko Sudaryanto
Eko Sudaryanto Mohon Tunggu... Freelancer - Awam yang beropini

Awam yang beropini!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kontra Memorial Testimoni Sondang Hutagalung

14 Desember 2011   04:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:19 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sudah 6 hari berlalu sejak Sondang Hutagalung melakukan aksi bakar diri di depan Istana Negara, yang akhirnya merenggut nyawanya. Gaungnya masih terdengar melalui aksi demonstrasi dan diskusi untuk mengenangnya.


Seperti sebuah acara di jl. Gadjah Mada Jakarta Pusat tanggal 13 desember 2011 kemarin. Dalam sebuah acara bertajuk "Memorial Testimoni Sondang Hutagalung Dan Komitmen Pemberantasan KKN", yang dihadiri oleh Rizal Ramli, Fuad Bawazier, Bambang Soesatyo, Adi Masardi dan Pendeta Bigman Sirait. Mereka sepakat menasbihkan mahasiswa UBK itu sebagai seorang patriot sejati.


Jika kita cermati semua tanggapan dan komentar dari kelompok aktivis, tokoh masyarakat dan beberapa politikus tertentu, terkesan mereka mempunyai harapan, atau mungkin sebuah mimpi, aksi nekat Sondang akan menggerakkan aksi heroik yang disebut revolusi, seperti yang terjadi di Tunisia. Sebuah aksi bakar diri seorang pedagang buah, yang menggerakkan sebuah revolusi, yang berujung pada tumbangnya rezim yang berkuasa.


Dan karena aksi Sondang kali ini tidak berdampak seperti yang mereka harap atau impikan, dalam hati kecil mereka mungkin masih berharap: akan ada lagi orang atau aktivis yang melakukan hal yang sama. Atau satu diantara para tokoh hebat itu pernah berpikir atau bermimpi untuk melakukannya...? Oleh karena itu, sia-sia belaka jika ada pihak yang berharap mereka bisa dan mau bersikap lebih bijaksana, dalam menanggapi aksi Sondang Hutagalung. Karena bagaimanapun, masih diperlukan pendalaman soal latar belakang dan motif sebenarnya dari aksi bunuh diri itu.


Masih diperlukan kajian sosiologis, psikologi dan agama untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif tentang aksi-aksi nekad semacam ini.


Karena dari segi motif, mungkin ada kesamaan antara aksi bunuh diri yang dilakukan Sondang, dengan aksi bom bunuh diri yang dilakukan dan dimotori oleh kelompok yang disebut sebagai TERORIS. Mungkin mereka sama-sama beraksi karena meyakini suatu hal yang mereka anggap benar. Meskipun kenyataanya sebenarnya salah! Atau minimal, tidak selalu harus begitu.


Namun bagi beberapa tokoh masyarakat dan politikus tertentu, motif dan latar belakang aksi bakar diri Sondang bukan hal penting yang mesti mereka bahas dan dalami. Nampaknya, mereka lebih peduli pada hal-hal besar apa yang bakal terjadi paska kejadian itu? REVOLUSI atau gerakan masal untuk menumbangkan Pemerintah SBY, yang mereka anggap mempunyai serentetan dosa besar yang tak terampuni?(E. SUDARYANTO-141211)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun