Mohon tunggu...
Eko Sudaryanto
Eko Sudaryanto Mohon Tunggu... Freelancer - Awam yang beropini

Awam yang beropini!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cerianya Anak-anak Menyambut Ramadhan!

24 Juli 2011   16:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:25 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jika ada yang bertanya: siapakah yang paling ceria dalam menyongsong datangnya bulan ramadhan? Tanpa ragu saya akan menjawab: ANAK-ANAK!


Bayangkan saja, ketika para ibu sedang berkeluh kesah tentang harga sembako yang biasanya naik selama bulan ramadhan... Atau para bapak yang harus berjibaku mencari tambahan penghasikan, untuk menutup uang belanja yang pasti akan bertambah...Anak-anak sudah membicarakan apa saja yang akan mereka lakukan sepanjang bulan ramadhan yang akan datang!


Mereka sudah ramai membicarakan tradisi KLOTHEKAN, tetabuhan sambil keliling kampung, untuk membangunkan orang-orang yang akan makan sahur.


Di waktu kecil saya dulu, KLOTHEKAN kami lakukan dengan memukul kenthongan kecil dari bambu yang kami buat sendiri, dengan irama tertentu. Namun sekarang ini, karena pohon bambu sudah tidak ada lagi di lingkungan kami, anak-anak menjadi lebih kreatif. Mereka memanfaatkan barang apapun yang dapat mereka temukan di rumah dan sekitarnya. Yang penting bisa bunyi! Dan mereka berusaha menyelaraskan bunyinya, agar lebih enak di telinga.


Namun saya tak akan merasa heran, kalau ada ibu-ibu yang menggerutu dan merasa jengkel. Karena pada saat akan merebus air, mereka tak dapat menemukan panci atau tutupnya, kedahuluan diambil anaknya untuk KLOTHEKAN! Atau di pagi hari saat akan mencuci pakain, menemukan ember yang biasa mereka pakai, telah pecah atau retak, akibat terlalu keras dipukul-pukul.


Di waktu lain, mungkin para warga merasa dongkol karena tidurnya terganggu, gara-gara anak-anak terlalu bersemangat dan terlalu awal melakukan tetabuhan keliling kampung.


Tetapi pada akhirnya kita para orang tua dapat memaklumi ulah anak-anak tersebut. Ya begitulah dinamika anak-anak di bulan ramadhan. Bagi orang tua yang jeli dan dapat memanfaatkan kesempatan, di bulan ramadhan inilah mereka dapat lebih mudah mengarahkan putra-putri mereka, untuk memperdalam agama dan meningkatkan kegiatan ibadah.


Jadi, seperti anak-anak, telah siapkah kita untuk menyongsong datangnya bulan ramadhan? Marhaban ya ramadhan... Telkomsel Ramadhanku(E. Sudaryanto-25072011)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun