Mohon tunggu...
Eko Sudaryanto
Eko Sudaryanto Mohon Tunggu... Freelancer - Awam yang beropini

Awam yang beropini!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Demokrat Sedang Sial!

19 Juli 2011   12:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:33 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya melihat, huru-hara yang sedang terjadi di Partai Demokrat, adalah sebuah bentuk kesialan. Terutama terkait dengan permainan uang yang diduga dilakukan oleh Anas Urbaningrum, pada konggres partai tahun 2010 silam, yang menurut pak Nazaruddin bersumber dari uang suap proyek-proyek yang dibiayai oleh APBN.


Permainan uang haram atau hasil korupsi yang dilakukan oleh kader partai, atau partai politik itu sendiri, konon merupakan hal yang sangat mungkin terjadi. Diyakini praktek culas seperti itu, tidak hanya terjadi pada Partai Demokrat. Tetapi juga berpotensi terjadi, dan telah terjadi pada partai politik lain.


Jika sekarang ini yang mencuat ke permukaan dan menjadi heboh, adalah kasus yang terjadi pada Partai Demokrat, mungkin karena partainya SBY itu sedang sial. Tak penting apakah kesialan itu akibat kecerobohan partai sendiri, atau karena adanya upaya delegitimasi oleh lawan politik...Hasilnya sama saja!


Partai Demokrat sedang menggelinding dari puncak bukit tertinggi, menuju jurang kehancurannya yang paling dalam.


Sekarang tinggal bagaimana upaya para elit Partai Demokrat, tak terkecuali SBY selaku Ketua Dewan Pembina PD, untuk menahan luncuran dan berusaha mendaki kembali menuju puncak. Kuncinya...upaya itu harus dilakukan segera! Atau mereka akan kehabisan dan kehilangan banyak waktu.


Dan buat partai politik lainnya, agar kasus yang menimpa Partai Demokrat dapat dijadikan sebagai peringatan keras, untuk menghentikan atau tidak melakukan hal serupa. Karena harga yang harus mereka bayar sangat mahal dan mungkin tak terbayarkan.


Kata pepatah: sepandai-pandainya menutupi borok, bau busuknya pasti tercium juga!(E. Sudaryanto-19072011)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun