Kasus Prita Mulyasari tidak akan menjadi rumit dan berkepanjangan seperti sekarang ini, jika menejemen RS Omni Internasional mau sedikit berbesar hati, dan mencoba memahami kondisi psikologis bu Prita ketika mengirim email CURAHAN HATINYA kepada teman-teman milisnya. CURAHAN HATI yang belakangan dianggap RS Omni sebagai upaya pencemaran nama baik rumah sakit swasta tempat bu Prita pernah dirawat.
Saya yakin, seandainya pihak RS Omni tidak menanggapi secara emosional curhatan mantan pasiennya itu. Tidak melaporkannya ke polisi. Dalam waktu yang relatif singkat, email bu Prita tersebut sudah terkubur dalam-dalam sebagai arsip tak tersentuh di jagad maya.
Namun sekarang, sepertinya sudah sangat terlambat. Perseteruan antara Prita Mulyasari vs RS Omni Internasional, sudah menggelora dan menimbulkan banyak kerusakan bagi kedua belah pihak.
Bagi bu Prita, sejak berperkara hukum dengan RS Omni, hidupnya terasa tidak nyaman. Selalu diliputi rasa was-was jika suatu saat harus meninggalkan keluarganya, karena harus mendekam di penjara. Meskipun MA hanya menjatuhkan hukuman percobaan, namun vonis bersalah terasa mencoreng wajahnya.
Bagi RS Omni? Pembaca boleh mengecek sendiri! Jika anda ingin mendapatkan referensi tentang RS Omni Internasional, coba cari di GOOGLE. Apa yang akan anda dapatkan? Sebagian besar adalah file-file atau tulisan-tulisan seputar perkara Prita vs RS Omni. Baik yang berasal dari situs-situs berita, blog pribadi, forum diskusi maupun situs-situs jejaring sosial. Dan hampir semua tulisan-tulisan tersebut merupakan BAD NEWS tentang RS Omni Internasional!!!(E. Sudaryanto, 13 juli 2011)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H