Pasti saya sudah gila, karena berani membanding-bandingkan bapak saya dengan Pak SBY. Bapak saya cuma pensiunan PNS Angkatan Darat rendahan, sedangkan Pak SBY adalah Pensiunan Jenderal Angkatan Darat, dan sekarang menjabat sebagai Presiden RI.
Namun kalau sekedar iseng, tidak apa-apa, kan!
Dalam enam tahun terakhir, bapak mengalami tiga kali pendarahan otak. Yang terakhir dan yang paling parah, terjadi pada pertengahan januari 2010. Bapak sempat dirawat selama empat hari di ruang ICU dan dua minggu lebih di bangsal perawatan sebuah RS swasta. Sampai akhirnya kami putuskan untuk pulang paksa, karena tak sanggup lagi menanggung beban biaya. Meskipun sebagian biaya ditanggung ASKES.
Alhamdulillah bapak masih dapat bertahan sampai detik ini. Namun seperti yang telah diprediksi dokter, bapak kehilangan sebagian ingatan dan kemampuan berkomunikasi secara verbal. Kalau dibandingkan, kemampuan berkomunikasi bapak mungkin hanya setara anak balita yang baru belajar berbicara!
Saya dan keluarga sulit untuk memahami apa yang bapak katakan, karena yang keluar hanyalah suara-suara tak bermakna. Bapakpun sering merasa frustasi karena mengalami kesulitan untuk mengungkapkan keinginan dan apa yang ada dalam pikirannya.
Pasti anda bertanya: lalu apa hubungan cerita tentang bapak dan SBY?
Rakyat sering mendengar Pak SBY berbicara. Namun kadang-kadang, meskipun rakyat mendengar suara beliau, mereka tak paham apa yang beliau maksud sebenarnya. Rakyat harus menduga-duga, dan kadang merasa frustasi karena tak kunjung memahaminya.
Sebaliknya Pak SBY juga kadang-kadang, atau bahkan mungkin sering, tidak bisa memahami apa yang sebenarnya diinginkan rakyat, ketika mereka mengutarakan kepada beliau, melalui beragam cara.
Padahal saya belum pernah mendengar kabar, Pak SBY pernah atau sedang mengalami pendarahan otak, seperti bapak saya! Lalu apa masalahnya?(E. Sudaryanto-15072011)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI