Mohon tunggu...
Hardy Yang Ya Tao (扬 亚 涛)
Hardy Yang Ya Tao (扬 亚 涛) Mohon Tunggu... Lainnya - Independent Researcher

menekuni dan melibatkan diri aktif dalam praktek pendidikan bagi masyarakat di luar sekolah, terutama berkaitan dengan pendidikan nonformal/informal dan pemberdayaan masyarakat untuk pembangunan wilayah dan daerah http://www.call-hardy.blogspot.com/ Mobile: +62.8562127048

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Cerita Lebaran, Jebakan Broadband

3 September 2011   10:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:16 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika salah satu provider GSM berusaha menyedot pulsa dengan iming-iming beragam perlakuan mulai dari perpanjangan ringtone otomatis, hingga bujukan melakukan registrasi untuk mengikuti program diskon belanja produk elektronik selain voucher belanja. Maka, provider lain bernar-benar menggarap jalur broadband untuk mendulang pulsa dari pemakai GSM.

Semula menulis cerita lebaran hanya menjadikan seorang kompasianer bisa mewujudkan slogan tagline sharing. connecting. Berbagai cerita selama berlebaran dan membangun hubungan atau koneksi antara masa lalu dan sekarang, atau juga mengembangkan koneksi antar kompasianer di ruang dan waktu yang berbeda.

Akan tetapi, untuk dapat melakukan ‘social responsibity’ sebagai kompasianer yang sudah diverifikasi oleh admin jelas bukan sekedar memiliki ide, kemampuan menuliskan gagasan dalam bentuk narasi dan kemudian kemauan mengirimkan tulisan pada laman kompasiana. Selain kompasianer merupakan komunitas masyarakat berpendidikan – mampu baca, tulis dan berhitung, mereka ini mewakili pula kelompok masyarakat computer illiterate.

[caption id="attachment_132660" align="alignright" width="300" caption="Jebakan Broadband (Google Image)"][/caption] Adalah mustahil seorang kompasianer tidak mengenal internet yang digunakan untuk mengirimkan tulisan. Begitu pula, tidak mungkin seorang kompasianer belum memahami jaringan broadband yang memungkinkan perangkat komputer atau laptop berinteraksi dengan server yang memungkinkan tulisan. Hanya saja, urusan broadband ini menjadi barang mahal di negara ini, ditambah pihak pengguna selalu tidak bisa berkutik di hadapan provider GSM.

Setiap provider adalah badan usaha, kepentingan utama mereka adalah memupuk profit dengan memanipulir kebutuhan pelanggan agar senantiasa memanfaatkan layanan dengan setia tanpa banyak keluhan apalagi protes yang disampaikan di dunia maya melalui email atau jejaring sosial. Berhadapan dengan kepentingan usaha provider ini, seorang kompasianer harus memilah dan memiilih layanan broadband sesuai kebutuhannya. Alternatif layanan yang sesuai dengan kebutuhan memang tidak banyak, apalagi dikehendaki sangat murah.

Pergaulan kompasianer dalam bidang menuliskan dan menuangkan buah pikiran tentu membutuhkan basis dan kuota data yang berbeda untuk sekedar ‘gaul’ di jejaring sosial. Sehingga, seorang kompasianer berkewajiban mengalokasikan broadband tidak kurang dari 10 MB untuk bertransaksi. Al hasil jika, hanya memanfaatkan fasilitas provider yang menawarkan 20 MB untuk tiga hari dihitung saat pertama kali log in di internet. Kompasianer ini dijamin tidak akan sampai tiga hari menghabiskan kuota broadband. Bahkan dalam hitungan kurang dari satu jam, jatah broadbandnya harus registrasi ulang. Dan ini berarti, pengeluaran ongkos yang wajib ditanggung.

Untuk berhemat dengan fasilitas provider lain yang menawarkan unlimited, kerap kali harus bermasalah dengan waktu sign out. Pemberitahuan provider yang kerapkali diterima bahwa batas perhitungan broadband dilakukan setiap pukul 24.00, ternyata lebih banyak lips service. Karena untuk menghentikan pemakaian broadband pada jam 21.00 ke atas, senantiasa diterima jawaban provider GSM melalui SMS: silakan mencoba kembali beberapa saat.

Karena proses sign out yang tidak mendapat persetujuan provider setelah dicoba beberapa kali hingga pergantian hari dilampaui, maka otomatis kompasianer ini harus merelakan pulsanya dipotong. Bahkan di awal menggunakan provider ini, dalam tiga puluh hari harus merelakan ongkos broadband yang lebih tinggi dibandingkan dengan biaya paket bulanan yang ditawarkan. Konfirmasi yang dilakukan kepada provider karena tidak ada pemakaian broadband, sementara ‘argo pulsa’ terus berjalan, dijawab dengan ringan: Sistem kami tidak menyediakan fasilitas tersebut. Apabila log in broadband secara otomatis namun manakala sign out yang dilakukan manual seringkali memerlukan waktu lebih lama.

Jika kelompok media kompas telah meluncurkan siaran Kompas TV, kompasianer berharap mendapat jaringan broadband untuk membantu mewujudkan slogan sharing. connecting. Sehingga setelah Idul Fitri 1432 H ini, cerita lebaran dan tulisan lain kompasianer semakin lancar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun