Mohon tunggu...
E_mahendra Jaya
E_mahendra Jaya Mohon Tunggu... -

Belajar untuk lebih baik dan selalu berbagi Ilmu, Kota asal Ponorogo. Tempat tinggal diBatam.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Paling Indonesia "Antara Reog dan Ponorogo"

6 Mei 2011   23:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:00 2012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

[caption id="attachment_107779" align="alignnone" width="599" caption="Reog Ponorogo Gambar Google Com."][/caption]

Bangsa Indonesia terkenal dengan budaya seninya, mulai dari wayang kulit, ketoprak, ludruk, karawitan dan berbagai macam kesenian yang ada di daerah-daerah lain. Kita dikenalkan dengan kesenian daerah semenjak duduk dibangku Sekolah Dasar dengan tujuan supaya kita dapat mengenal dan mempelajari berbagai kesenian daerah dan melestarikan supaya seni tersebut tidak punah. Salah satu kesenian yang terkenal di Indonesia adalah Reog Ponorogo. Kesenian Reog sudah tersebar diseluruh wilayah Nusantara maupun Mancanegara, hampir setiap Provinsi di Indonesia mempunyai kumpulan seni Reog. Saya sediri asli orang Panorogo jadi sedikit mengerti tetang asal usulnya kesenian Reog Ponorogo.

Pada awal mulanya kisah kesenian Reog Ponorogo terdiri 3 (tiga) Versi yaitu: 1. Versi Bantarangin menyebut empat peran dalam reog: seorang raja kerajaan Bantarangin bernama Kelana Sewandana, seorang patih atih yang bernama Bujang Ganong, sekelompok prajurit kavaleri kerajaan Bantarangin, dan Singa Barong penguasa hutan Lodaya.

2. Versi Ki Ageng Kutu Suryangalam hanya mengenal tiga peran: Bujang Ganong, sekelompok pasukan berkuda, dan Singa Barong. Dalam hal jumlah dan identitas peran dalam reog Ponorogo versi Batara Katong sebenarnya tidak berbeda dari versi Bantarangin. 3. Versi Batara Katong juga mengenal keempat peran di atas. Namun, berbeda dari versi Bantarangin, versi Batara Katong memahami ke empat peran dalam reog tersebut sebagai rekaan Ki Ageng Mirah – salah seorang pengikut Batara Katong dalam upayanya menyebarkan agama islam di kalangan masyarakat Ponorogo pada abad XV (menjelang runtuhnya Majapahit).

Kisah tari Reog di identikkan dengan dunia hitam, preman atau jagoan serta tak lepas pula dengan mistik dan kekuatan supranatural. Reog mempertontonkan keperkasan pembarong dalam mengangkat dadak merak yang beratnya sekitar 50 kilogram dengan menggunakan kekuatan gigitan gigi pada saat pertunjukan berlangsung. Instrumen pengiringnya adalah kempul, ketuk, kenong, genggam, ketipung, angklung dan terutama salompret, menyuarakan nada slendro dan pelog yang memunculkan atmosfir mistis, unik, eksotis serta membangkitkan semangat. Satu group Reog biasanya terdiri dari seorang Warok tua, sejumlah Warok muda, Pembarong, Penari bujang ganong, Prabu kelono suwandono dan Jantil. Jumlah angota Reog berkisar antara 25 sampai 35 orang, sesuai dengan perannya masing-masing.

[caption id="attachment_107786" align="alignnone" width="300" caption="Penari Jantil gambar google com"][/caption] Seni Reog Ponorogo terdiri dari beberapa rangkaian 2 sampai 3 tarian pembukaan. Tarian pertama biasanya dibawakan oleh 6-8 pria gagah berani dengan pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna merah disebut Warok. Para penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani. Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6 gadis yang menaiki kuda. Pada Reog tradisionil, penari ini biasanya diperankan oleh penari laki-laki yang berpakaian wanita. Tarian ini dinamakan tari Jathilan. Tarian ini diiringi oleh penari bertopeng, diperankan seorang pemuda yang memiliki kelincahan dalam menari dinamakan tari Ganongan. Dan yang terakhir tari singo barong dimana pelaku memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang yang dihiasi bulu burung merak setinggi 2 meter dan beratnya 50 kilogram, Orang-orang menyebut pembarong (tarian pembarong).

Warok adalah pasukan yang bersandar pada kebenaran dalam pertarungan antara kebaikan dan kejahatan dalam cerita kesenian reog. Warok Tuaadalah tokoh pengayom, sedangkan Warok Muda adalah warok yang masih dalam taraf menuntut ilmu. Hingga saat ini, Warok dipersepsikan sebagai tokoh yang pemerannya harus memiliki kekuatan gaib tertentu. Bahkan tidak sedikit cerita buruk seputar kehidupan warok. Warok adalah sosok dengan stereotip: memakai kolor, berpakaian hitam-hitam, memiliki kesaktian.

[caption id="attachment_107780" align="alignnone" width="300" caption="Warok Gambar Google Com"][/caption]

Pembarong adalah seorang mempunyai kekuatan lebih dibanding dengan orang biasa, karena Pembarong harus mempunyai kekuatan rahang yang baik, untuk menahan beban dadak merak dengan gigitannya. Dadak merak berbentuk bulat seperti kepala singa dengan mahkota dihiasi bulu burung merak setinggi 2 meter dan beratnya berkisar 50 kilogram selama pertunjukan. Seorang Pembarong selain mempunyai kekuatan lebih dia harus mempunyai jiwa seni untuk mempadukan tarian dan kekuatan pada saat Pembarong melakukan pentas seni.

[caption id="attachment_107781" align="alignnone" width="300" caption="Pembarong Dan Warok Gambar Google Com"][/caption] [caption id="attachment_107791" align="alignnone" width="300" caption="Tari Ganongan gambar google com"][/caption]

Biasanya pertunjukan Reog di Ponorogo digelar pada acara tertentu yaitu memperingati hari satu suro (Grebeg Suro), pernikahan, khitanan, memperingati hari pada tanggal 17 Agustus dll. Inilah sebuah kesenian warisan leluhur kita, dan tidak terkecuali semua pihak terutama Pemerintah untuk menjaga dan melestarikan budaya seni yang ada di Negara kita, jangan sampai apa yang sudah kita punya diklaim, apalagi diamabil oleh Negara lain kareana Bangsa yang besar adalah Bangsa yang menjaga dan menghargai budaya Bangsa sendiri.

[caption id="attachment_107793" align="alignnone" width="300" caption="Warok Gambar Google com"][/caption] [caption id="attachment_107795" align="alignnone" width="300" caption="Ganongan gambar google com"][/caption]

======8******8=======

Marilah senantiasa menjaga dan melestarikan budaya seni daerah Bangsa kita.

Gambar diambil dari Google Com.

Batam 07 Mei 2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun