Mohon tunggu...
Dzulfikar s f
Dzulfikar s f Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Sunan Ampel

Membaca adalah jalan tol menuju kemajuan berfikir

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ancaman bagi Orang yang Mendustakan Al-Quran

13 Juli 2022   15:23 Diperbarui: 13 Juli 2022   15:44 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menurut asy-Syaukani, mereka adalah orang-orang yang memiliki kekayaan, keluasan, kemewahan, dan kenikmatan dunia (al-Syaukani, 1994 : 381).

Menurut banyak mufassir, yang dimaksud dengan orang-orang mendustakan lagi memiliki banyak kemewahan hidup disini adalah para pembesar Quraisy (al-Mahalli, tt : 774; Abu Su'ud, vol. 9 : 51; al-Jazairin, 2003 : 458; Ibnu Ajibah, vol 7 : 167). mereka disifati dengan sebagai celaan kepada mereka karena sikap mereka yang mendustakan itu lantaran keterpedayaan dan kesombongan atas kekayaan mereka (Ibnu Asyur, vol. 29 : 269)

Menurut az-Zuhaili, Allah SWT mengancam dan memperingaati orang-orang kafir Makkah dan yang lainnya, dialah yang maha agung yang tidak ada sesuatu pun bisa menghadapi murkanya (al-Zuhaili, vol. 29 : 202)

Tentang makna ayat ini asy-Syaukani juga berkata, "Biarlah aku Bersama mereka dan jangan pedulikan mereka, karna aku menjagamu dari urusan mereka dan membalas mereka untukmu." (al-Syauakani, vol. 5 : 251)

Menurut ibnu kastir, seharusnya orang-orang memiliki banyak harta itu lebih taat daripada orang lain  karena mereka dituntut menunaikan kewajiban yang tidak dimiliki oleh orang lain (Ibnu Katsir, 1999 : 256).

Allah SWT berfirman )berilah mereka penangguhan sebentar). Kalimat dalam ayat ini dihubungkan dengan kalimat sebelumnya dengan huruf wawu al-'athaf. kata merupakan fi'il al-amr dari kata (menangguhkan). makna   artinya adalah   (memberi tempo dan menangguhkannya) (Mukhtar, vol. 3 : 2134).

Adapun kata  berarti sedikit atau sebentar. Dalam ayat ini kata tersebut berkedudukan sebagai sifat untuk mashdar yang dihilangkan, yakni:   (penangguhan sebantar). bisa juga sebagai sifat bagi kata (waktu) yang dihilangkan. lengkapnya) waktu sebentar). Maknanya: "Beri tangguhlah mereka sampai datangnya ajal merek." demikian menurut asy-Syaukani dan lain-lain (al-Syaukani, vol 5 : 381).

Muhammad Ali ash-Shabuni berkata, "Berilah mereka Tangguh berang sebentar sampai mereka merasakan siksa yang berat." Tentang adzab yang ditimpakan kepada mereka, ada beberapa penjelasan. ada yang mengatakan bahwa Allah SWT memberi mereka Tangguh sampai Nabi saw. 

keluar dari Makkah, Allah menghukum mereka dengan musim-musim paceklik dan siksa yang bersifat umum. kemudian para petinggi Quraisy terbunuh pada perang badar sebagai siksaan khusus (al-Shabuni, 1997 : 443).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun