Menurut asy-Syaukani, mereka adalah orang-orang yang memiliki kekayaan, keluasan, kemewahan, dan kenikmatan dunia (al-Syaukani, 1994 : 381).
Menurut banyak mufassir, yang dimaksud dengan orang-orang mendustakan lagi memiliki banyak kemewahan hidup disini adalah para pembesar Quraisy (al-Mahalli, tt : 774; Abu Su'ud, vol. 9 : 51; al-Jazairin, 2003 : 458; Ibnu Ajibah, vol 7 : 167). mereka disifati dengan sebagai celaan kepada mereka karena sikap mereka yang mendustakan itu lantaran keterpedayaan dan kesombongan atas kekayaan mereka (Ibnu Asyur, vol. 29 : 269)
Menurut az-Zuhaili, Allah SWT mengancam dan memperingaati orang-orang kafir Makkah dan yang lainnya, dialah yang maha agung yang tidak ada sesuatu pun bisa menghadapi murkanya (al-Zuhaili, vol. 29 : 202)
Tentang makna ayat ini asy-Syaukani juga berkata, "Biarlah aku Bersama mereka dan jangan pedulikan mereka, karna aku menjagamu dari urusan mereka dan membalas mereka untukmu." (al-Syauakani, vol. 5 : 251)
Menurut ibnu kastir, seharusnya orang-orang memiliki banyak harta itu lebih taat daripada orang lain  karena mereka dituntut menunaikan kewajiban yang tidak dimiliki oleh orang lain (Ibnu Katsir, 1999 : 256).
Allah SWT berfirman )berilah mereka penangguhan sebentar). Kalimat dalam ayat ini dihubungkan dengan kalimat sebelumnya dengan huruf wawu al-'athaf. kata merupakan fi'il al-amr dari kata (menangguhkan). makna  artinya adalah  (memberi tempo dan menangguhkannya) (Mukhtar, vol. 3 : 2134).
Adapun kata  berarti sedikit atau sebentar. Dalam ayat ini kata tersebut berkedudukan sebagai sifat untuk mashdar yang dihilangkan, yakni:  (penangguhan sebantar). bisa juga sebagai sifat bagi kata (waktu) yang dihilangkan. lengkapnya) waktu sebentar). Maknanya: "Beri tangguhlah mereka sampai datangnya ajal merek." demikian menurut asy-Syaukani dan lain-lain (al-Syaukani, vol 5 : 381).
Muhammad Ali ash-Shabuni berkata, "Berilah mereka Tangguh berang sebentar sampai mereka merasakan siksa yang berat." Tentang adzab yang ditimpakan kepada mereka, ada beberapa penjelasan. ada yang mengatakan bahwa Allah SWT memberi mereka Tangguh sampai Nabi saw.Â
keluar dari Makkah, Allah menghukum mereka dengan musim-musim paceklik dan siksa yang bersifat umum. kemudian para petinggi Quraisy terbunuh pada perang badar sebagai siksaan khusus (al-Shabuni, 1997 : 443).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H