Di sebuah desa yang indah, hiduplah seorang wanita tangguh bernama Hanisah, yang lebih akrab disapa Nisa. Ia adalah ibu dari tiga anak yang penuh kasih dan cinta. Ketika langit kehidupan mendung, Nisa tetap berdiri tegak, menjadi tiang kokoh bagi rumah tangganya.
Nisa telah berpisah dengan suaminya, sebuah keputusan yang diambil dengan penuh pertimbangan dan kesepakatan bersama. Meski perpisahan ini membawa perubahan besar dalam hidupnya, ia tidak gentar. Seperti seorang ksatria yang siap menghadapi tantangan, Nisa memutuskan untuk menjadi kepala keluarga dan memimpin ketiga anaknya menuju masa depan yang cerah.
Setiap pagi, Nisa bangun dengan semangat baru, menghadapi hari-hari yang penuh tantangan dengan senyuman yang menenangkan hati anak-anaknya. Matahari pagi seolah memberikan energi baru padanya, menyirami harapan yang terus tumbuh di dalam hatinya. Ia tidak peduli pada omongan orang tentang dirinya. Mereka yang berbicara di belakangnya tidak pernah merasakan betapa beratnya beban yang ia pikul atau betapa dalamnya kasih sayang yang ia curahkan pada anak-anaknya.
Sebagai seorang ibu, Nisa adalah pelita yang menerangi jalan anak-anaknya. Ia memastikan mereka mendapatkan pendidikan terbaik, membekali mereka dengan nilai-nilai luhur dan pengetahuan yang luas. Dalam setiap tawa dan tangis, Nisa selalu hadir, memberikan dukungan tanpa syarat.
Seperti seorang pengatur bintang di langit, Nisa mengarahkan anak-anaknya dengan bijaksana, memastikan mereka tumbuh menjadi pribadi yang kuat dan mandiri. Ia mengajari mereka bahwa kesuksesan bukan hanya tentang kekayaan materi, tetapi juga tentang hati yang bersih, pikiran yang cerdas, dan jiwa yang penuh dengan kasih sayang.
Ketika malam tiba dan anak-anaknya tertidur lelap, Nisa sering kali merenung di bawah sinar bulan. Ia mengenang masa lalu, merenungkan masa kini, dan merencanakan masa depan. Dalam hening malam, ia berdoa, memohon kekuatan kepada Yang Maha Kuasa untuk terus menjadi pelindung dan pemandu bagi anak-anaknya.
Nisa tidak memerlukan pengakuan dari dunia. Ia hanya ingin melihat senyum di wajah anak-anaknya, merasakan pelukan hangat mereka, dan mengetahui bahwa mereka tumbuh menjadi individu yang bahagia dan sukses. Setiap langkah yang ia ambil adalah untuk mereka, setiap pengorbanan yang ia lakukan adalah demi masa depan mereka.
Dengan tekad yang kuat dan hati yang penuh kasih, Nisa terus berjalan maju. Seperti bunga yang mekar di tengah badai, ia tetap berdiri tegak, menunjukkan kepada dunia bahwa cinta seorang ibu adalah kekuatan paling dahsyat yang mampu mengubah segala kesulitan menjadi kebahagiaan. Dan dalam setiap hembusan angin, dalam setiap cahaya bintang, Nisa menemukan kekuatan untuk terus melangkah, membawa anak-anaknya menuju masa depan yang gemilang.
Begitulah kisah Hanisa, yang dipanggil Nisa, seorang ibu yang menjadi kepala keluarga, seorang wanita yang menjadi pelita dalam kegelapan, seorang pahlawan yang sejati dalam cinta dan pengorbanan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H