Sore hari selepas maghrib menyalakan televisi (jarang-jarang nonton televisi selepas maghrib, biasanya di kos temen yang gak ada televisinya) pilih-pilih channel, eh akhirnya nyantol juga sama acara di SCTV. Memang sih sekarang sedang musim tayangan reality show bertema cinta, mulai dari cinta monyet sampai termehek-mehek. Dilihat sebentar kok kliatannya seru, ternyata acara lemon tea. Secara sekilas acara lemon tea ini memang mirip dengan acara (saya lupa apa namanya) di channel TPI yang dipandu oleh Anjasmara, tapi tentu saja ada bedanya.
Mungkin bagi sebagian besar kita suka dengan acara lemon tea semacam ini. Setting acara ini ada panggung tempat para host, client/korban, pelaku, saksi-saksi yang berhubungan, dan juga petugas security bila memang terjadi keributan. Sedangkan di depan panggung ada “majelis cinta” (orang-orang yang dirasa berkompeten untuk memberi komentar pada adegan-adegan yang terjadi selama acara), juga penonton yang siap meramaikan dengan teriakan-teriakan ‘huuuuu..huuuuu’.
Seru juga jalannya acara ini, secara konsep bagus yang merupakan ramuan dari reality show serupa yang telah ada sebelumnya. Sehingga berhasil memainkan emosi penonton. Ini contoh jalan cerita pada episode yang saya tonton :
Ada cewek namanya C, merasa tidak diperhatikan sama cowoknya (sebut saja R). Host menanyakan permasalahan pada keduanya, kemudian didatangkanlah saksi kunci yang tahu permasalahan, yaitu teman R yang namanya S. Saksi kunci inilah yang menceritakan rahasia sebenarnya. S menceritakan bahwa R telah berselingkuh dengan pacarnya. Dibawalah saksi kunci/korban lainnya yaitu cewek selingkuhan R yang tidak lain adalah pacar S yaitu M. Tambahan saksi kunci ini membuat satu rahasia terbuka dan masalah semakin rumit.R menuduh S cemburu dan juga menuduh M cewek kegatelan, bisa ditebak C pun menangis dan emosi pada R. “Majelis cinta” pun berkomentar, ada yangmemberi nasehat, membela sang korban, menyalahkan pelaku.
Guna mengetahui keseharian R pun tim lemon tea menayangkan video hasil investigasi yang mendatangi tempat kos si R, waktu pintu diketuk ternyata yang membuka pintu seorang cewek yang mengaku adik R. Usut punya usut ternyata cewek yang diketahui bernama D ini mengaku sebagai calon istri R.
Akhirnya didatangkanlah D di panggung, masalah semkain rumit, C makn menangis menjadi-menjadi begitu juga Myang marah pada R, tidak mau kalah S pun mengolok R. S membeberkan fakta bahwa R adalah simpanan tante-tante Untuk membuktikannya diputarkanlah video candid lain yang menunjukkan R bermesraan dengan tante-tante. Suasana memanas, S dan R bertengkar, tim security pun datang ke atas panggung mengamankan keduanya. “Majelis cinta” pun kembali memberikan komentarnya.
Menjelang akhir acara suasana agak tenang, R berjanji akan berubah, namun C tidak mau menerima. “Majelis cinta” pun kembali memberikan beberapa nasihat untuk R dan C . C diberi opsi untu melanjutkan hubungan dengan R atau mengakhirinya. Dan akhirnya C mengakhirinya!
Dan inilah yang menjengkelkan, di akhir acara host mencoba memberi kesimpulan dan mengundi siapa pemenang kuis atas jawaban akhir dari cerita (gila juga ya..penderitaan dan aib orang dijadikan tontonan, ditambah lagi dengan adanya kuis berhadiah).
Bila dirasakan, banyak sekali hal-hal yang sebenarnya tidak pantas dipertontonkan di depan publik seperti aib seseorang (bahkan dapat meluas ke aib keluarga), saling mengolok-olok hingga terjadi pertengkaran (disoraki pula), tangisan meraung-raung disaksikan bayak orang, video investigasi yang kadang menunjukkan hal-hal yang sifatya vulgar dan terlalu privasi, mengobok-obok kehidupan sesorang, dan masih banyak lagi.
Namun ada juga pelajaran yang dapat kita petik dari tayangan-tayangan semacam ini, diantaranya komunikasi antar pasangan, kejujuran, adanya macam-macam tipe orang yang didepan kita berlaku baik namun dibelakang kita berlaku buruk. Selain itu kita dapat lebih mengetahui bagaimana sih kehidupan sosial sekrang ini beserta segala permasalahannya.
Semuanya bergantung pada kita yang menyaksikan. Apakah ini sebagai bahan pelajaran ataukah hanya dianggap sebagai tayangan yang tidak bermutu. ahh dunia hiburan memang menghibur (bagi sebagian orang) dan membuat miris (bagi sebagian orang lainnya).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H