Mohon tunggu...
Dzulfian Syafrian
Dzulfian Syafrian Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Researcher at INDEF | Teaching Assistant at FEUI | IE FEUI 2008 | HMI Activist.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjadi Entrepreneur Muda, Siapa Takut!

11 Mei 2010   08:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:16 1500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Belakangan ini ada satu hal menarik yang terjadi di dunia mahasiswa. Fenomena tersebut adalah semakin berkembangnya iklim dan semangat untuk menjadi wirausaha muda. Salah satu bukti nyata dapat kita lihat dari maraknya berbagai macam perlombaan terkait dunia bisnis. Mulai dari lomba simulasi bisnis (simbis), lomba ide bisnis kreatif, lomba marketing, hingga dana hibah untuk memulai suatu bisnis.

Lantas, Bagaimanakah seharusnya kita memaknai fenomena-fenomena ini? Dunia mahasiswa yang penuh dinamika merupakan sebuah lahan subur untuk memupuk tumbuhnya para wirausahawan muda. Mahasiswa dengan segenap pengetahuannya ditambah dengan ide-ide “liar” plus keberanian khas pemuda merupakan modal awal yang telah dimiliki untuk menjadi pengusaha. Namun, pertanyaannya adalah kenapa hingga saat ini masih sedikit sekali lahirnya para pengusaha hebat dari kalangan mahasiswa, dibandingkan para sarjana yang mengantri mencari pekerjaan di berbagai bursa tenaga kerja?.

Memang tidak dipungkiri telah cukup banyak lahir wirausaha muda yang lahir dari para mahasiswa. Sayangnya, jumlah ini masih sangat kecil jika kita prosentasekan. Ajang kompetisi seperti Pekan Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) adalah salah satu contoh nyata tentang betapa besarnya potensi yang dimiliki mahasiswa. Dalam ajang ini ratusan hingga ribuan mahasiswa didanai oleh Dikti untuk merealisasikan ide-ide bisnis mereka.

Tidak jarang hanya dengan bermodalkan tidak lebih dari 10 juta rupiah, bisnis mereka dapat berkembang dengan pesat. Omset mereka mampu menembus angka ratusan juta rupiah dalam setahun. Hal yang sangat luar biasa, terlebih biasanya mereka masih dalam masa studi di bangku kuliah.

Melihat realita ini sudah sepatutnya mahasiswa harus diberikan perhatian lebih terkait pertumbuhan jumlah wirausaha muda di Indonesia. Disinilah peran penting Pemerintah dalam menstimulus agar jiwa-jiwa entrepreneur para mahasiswa dapat tumbuh sehingga mahasiswa tidak lagi menjadi kuli-kuli di negeri sendiri. mahasiswa tidak lagi mencari pekerjaan pasca lulus tetapi justru para mahasiswalah yang menyediakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat luas.

Pemerintah tentu tidak dapat bergerak sendiri. Pemerintah dapat melakukan kerja sama dengan pihak kampus dalam memberikan stimulus agar jiwa-jiwa entrepreneur dapat tumbuh subur dalam diri mahasiswa. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memupuk jiwa entrepreneur dalam diri mahasiswa.

Pertama, Salah satu cara paling efektif adalah menyediakan kurikulum khusus terkait entrepreneur. Kurikulum ini dapat dijadikan kurikulum wajib universitas sehingga kurikulum ini wajib diambil oleh para mahasiswa lintas fakultas tanpa memandang mahasiswa dari jurusan apa pun.

Kedua, pihak kampus dapat bekerja sama dengan Pemerintah, Bank, Perusahaan, atau donatur untuk menyediakan dana hibah bagi mahasiswa untuk merealisasikan ide-ide bisnis mereka. Di Universitas Indonesia (UI) sendiri program semacam ini sudah ada setidaknya dalam kurun dua tahun terakhir. Hasilnya cukup menakjubkan. Banyak bermunculan entrepreneur-entrepreur muda dengan ide-ide bisnis yang brilian. Ada yang berbisnis dari yang sederhana seperti cuci steam motor hingga bisnis kelinci hias lahir dari dana hibah ini.

Ketiga, Adakan program pembimbingan yang berkesinambungan. Sebagai orang baru yang terjun di dunia bisnis, mahasiswa tentu belum cukup banyak merasakan asam garam dunia bisnis. Di sinilah letak pentingnya bimbingan dari berbagai pakar dan praktisi untuk menjadi mentor bagi para mahasiswa sehingga bisnis yang ditekuni oleh para mahasiswa dapat berjalan terus tanpa harus terputus di tengah jalan.

Itulah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghasilkan para wirausahawan muda, khususnya dari kalangan mahasiswa. Mengingat angka pengangguran dan kemiskinan yang masih begitu tinggi, kehadiran para pengusaha-pengusaha baru dapat menjadi oase kehidupan dan solusi bagi berbagai permasalahan sosial bangsa ini.

Jika satu orang pengusaha baru minimal mampu mempekerjakan dua orang pegawai, maka satu juta pengusaha baru dapat menciptakan dua juta lapangan pekerjaan baru. Belum lagi jika orang yang dipekerjakan tadi merupakan seorang kepala keluarga yang menanggung keluarganya, dapat dibayangkan betapa besarnya jasa seorang pengusaha bagi bangsa ini. So, menjadi pengusaha/entrepreneur muda, Siapa takut!

Oleh : Dzulfian Syafrian[1]

[1] Mahasiswa Ilmu Ekonomi, FEUI. Sekretaris Umum HMI FEUI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun