Mohon tunggu...
Dzulfian Syafrian
Dzulfian Syafrian Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Researcher at INDEF | Teaching Assistant at FEUI | IE FEUI 2008 | HMI Activist.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Momentum Kebangkitan Koperasi

13 Juli 2010   04:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:54 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

[caption id="attachment_192819" align="alignright" width="200" caption="Kooperasi/Admin (Wikipedia)"][/caption]

Pada setiap tanggal 12 Juli, Indonesia memperingati salah satu hari penting bagi perekonomian Nasional. Koperasi yang digadang-gadangkan sebagai soko guru perekonomian Indonesia kini telah berumur cukup tua yaitu 63 tahun.

Mohammad Hatta, Bapak Koperasi Indonesia sekaligus Founding Fathers bangsa ini menegaskan bahwa koperasi harus dijadikan wadah utama perekonomian Indonesia. Perekonomian Indonesia, masih menurut Bung Hatta, harus mengutamakan kepentingan rakyat di atas segala-galanya. Menempatkan rakyat di posisi sentral-substansial, bukan justru dibiarkan menjadi marjinal-residual. Selain itu, Bung Hatta juga berpesan bahwa perekonomian Indonesia haruslah berdasarkan asas kekeluargaan dan kebersamaan, bukan menjunjung tinggi kepuasan individu orang per orang sebagaimana paham sistem ekonomi liberal.

Niat tulus Bung Hatta sayangnya hingga saat ini belum berjalan dengan sesuai harapan dan cita-cita. Koperasi lambat laun kian redup sinarnya. Gaung koperasi kalah tenar dibandingkan perusahaan-perusahaan besar asing yang menancapkan kaki di bumi pertiwi. Kondisi semakin diperparah dengan minimnya pengetahuan para anggota koperasi tentang hakikat, semangat, dan manajerial koperasi itu sendiri.

Koperasi sebagai gerakan kolektif masyarakat haruslah mengedepankan kepentingan anggotanya. Koperasi mengajarkan masyarakat kita betapa pentingnya bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Kerja sama antar anggota koperasi otomatis akan membantu para anggotanya melepaskan diri dari kesulitan yang mereka alami. Selain itu, dengan semangat gotong royong koperasi mampu meringankan beban yang dipikul oleh tiap-tiap anggotanya. Inilah nilai-nilai yang harus kembali diteguhkan oleh para anggota koperasi.

Manajemen yang buruk dan tidak digarap secara professional juga menjadi salah satu alasan kenapa koperasi di Indonesia tidak berjalan sesuai harapan. Andai tata kelola koperasi di Indonesia dilakukan dengan baik dan professional, bukan tidak mungkin kesejahteraan jutaan masyarakat Indonesia akan meningkat. Negara-negara lain telah membuktikan bahwa koperasi mampu meningkatkan kesejahtaraan masyarakatnya.

Aneh memang jika Indonesia yang menyebut koperasi secara khusus koperasi dalam konstitusinya tetapi perkembangan koperasi di Indonesia tidak secemerlang di bandingkan negara-negara lain. Sebagai contoh di Kanada 70 persen penduduk adalah anggota koperasi. Di Brazil 6persen ekspor dilakukan oleh koperasi dengan total nilai ekspor mencapai US$2,8 milyar. Di Denmark 36,4 persen nilai retail dikuasai oleh koperasi konsumen. Di Jerman 1 dari 4 penduduk adalah anggota koperasi, di Jepang 1 dari 3 penduduk anggota koperasi, bahkan negara superliberal seperti AS ternyata 4 dari 10 penduduknya adalah anggota koperasi (Krisnamurthi, 2010).

Sebenarnya prestasi koperasi Indonesia juga tidak terlalu buruk. Tercatat 10 koperasi terbesar di Indonesia menguasai bisnis senilai 4 triliun rupiah dengan jumlah anggota lebih dari 70 ribu orang. Prestasi 10 koperasi terbesar dapat dijadikan pelajaran yang baik bagi koperasi-koperasi lainnya sehingga semakin banyak lagi koperasi di Indonesia yang memiliki prestasi yang cemerlang.

Sudah saatnya bagi koperasi untuk berbenah diri. Koperasi tidak perlu menunggu bantuan dari siapapun untuk mengebangkan dirinya karena sebenarnya maju mundurnya koperasi ditentukan oleh tekad untuk maju dari para anggotanya sendiri. Sudah saatnya sifat mandiri (self-help) harus dimiliki oleh setiap anggota koperasi di seluruh Indonesia. Perpaduan antara sifat self-help dan kerja sama serta didasari oleh asas kekeluargaan, koperasi di Indonesia pasti dapat berubah ke arah yang lebih baik. Inilah cita-cita kita bersama yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas. Cita-cita para pendiri bangsa, mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Insya Allah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun