Mohon tunggu...
Dzul Qarnaen edo
Dzul Qarnaen edo Mohon Tunggu... -

nikmat yang paling besar itu bukan harta dan kekuasaan, melainkan "PETUNJUK TUHAN"

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Kemenhub Minta Midji Kembalikan Pengelolaan Penyebrangan Bardan

15 Mei 2015   19:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:00 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1427031543330161801

[caption id="attachment_356887" align="aligncenter" width="341" caption="Foto : Nia, Teks Gambar : MENHUB DIDAMPINGI GUBERNUR KALBAR MENINJAU DERMAGA FERRY PERHUBUNGAN BARDAN"][/caption]

Kementerian Perhubungan bersedia membetulkan dermaga feri penyeberangan Bardan yang menghubungkan wilayah Kota dengan Siantan jika pengelolaannya dikembalikan kepada Pemerintah Pusat.

“Jika Pemerintah Kota Pontianak bersedia dikembalikan ke Pusat, maka akan kita betulkan (dermaga yang rusak,red),” tegas Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan, dalam kunjungan kerjanya di Pontianak, Sabtu lalu.

Saat ini, pengelolaan pelabuhan ferry Bardan dilakukan oleh Pemerintah Kota Pontianak. Kedatangan Menteri Perhubungan ini juga dalam rangka melihat kondisi dermaga yang rusak tersebut.
Namun, kedatangan Menteri Perhubungan untuk meninjau dermaga tersebut sangat di sayangkan tidak didampingi oleh Walikota Pontianak, sebagai pengelola penyebrangan ferry Bardan.

Rusaknya dermaga penyebrangan ini sejak akhir Februari lalu. Sebelumnya, sejumlah warga pengguna jasa penyeberangan ferry tersebut mengeluhkan akibat tidak mengetahui ferry penyeberangan di Jl Bardan maupun yang di dermaga Siantan tidak bisa menyeberangkan mereka.

Sumarto (55) satu diantara warga Siantan mengatakan bahwa sejak sabtu (21/2/2015), ferry pelampung tersebut sudah tak beroperasi lagi, karena fender dermaga rusak akibat ditabrak ferry penyeberangan pada Jumat (20/2/2015) malam.
Dirinya merasa terganggu akibat tak beroperasinya ferry yang menghambat aktivitas kerjanya di pusat kota. "Jauh dan agak macet kalau lewat tol, tapi mau nggak maulah, nggak ada pilihan lain,".

Hal yang sama juga diungkapkan Sukirman (53), warga Batulayang ini juga mengeluhkan tak beroperasinya ferry penyeberangan, terlebih jika mengantar anaknya ke sekolah. Terganggu, anak saya sekolah di bruder, kalau mau lewat tol yang jelas lebih lama, belum lagi macet, jaraknya juga jauh lagi.

Selain macet, jarak yang jauh dapat beresiko terjadi kecelakaan, terutama pada saat ini penumpukan pengendara roda dua maupun empat di Jembatan Kapuas I.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun