Mohon tunggu...
Nurahmaddzulfikri
Nurahmaddzulfikri Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Manusia yang lahir dijepara untuk membanggakan orang tua.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pembungkaman Suara dengan Money

29 Desember 2023   08:25 Diperbarui: 29 Desember 2023   08:25 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Pemilihan umum adalah bukti bahwasanya negara kita masih memegang teguh yang namanya demokrasi dan kedaulatan rakyat adalah hal yang tidak dapat di bungkam oleh siapa pun. sudah 78 tahun lebih Indonesia merdeka, sudah banyak terobosan terobosan, sudah banyak perubahan perubahan dari zaman presiden Soekarno yang di dikenal orde lama lalu di ganti pak Soeharto  Pemilihan umum adalah bukti bahwasanya negara kita masih memegang teguh yang namanya demokrasi dan kedaulatan rakyat adalah hal yang tidak dapat di bungkam oleh siapa pun. sudah 78 tahun lebih Indonesia merdeka, sudah banyak terobosan terobosan, sudah banyak perubahan perubahan dari zaman presiden Soekarno yang dikenal orde lama lalu di ganti pak Soeharto dengan istilah orde lama dan sampailah di zaman reformasi , mahasiswa turun ke jalan untuk meminta reformasi, memaksa turun pak Harto dari kursi nomor satu di Indonesia dan sampai sekarang di zaman pak Jokowi, yang mana di zaman ini adalah zaman dimana rakyat di beri kebebasan dalam berbicara kebebasan dalam berpendapat, tetapi itu hanya sebuah kebebasan saja, lalu aspirasi kita hanya di biarkan begitu saja, tetapi setidaknya Indonesia sudah tidak seperti di zaman orde baru yang dimana "yang menentang akan menghilang".

 berbicara mengenai perpolitikan negeri ini yang sedang memanas dengan adanya pemilu serentak yang tak lama lagi akan di selenggarakan. Banyak sekali berseliweran pamflet, spanduk dan janji janji yang berkeliaran di mana mana dari calon calon yang sudah di tetapkan oleh KPU, dengan opini opini mereka, dengan janji janji mereka itu yang membuat masyarakat tertarik untuk memilihnya. Tetapi hal tersebut sudah terlalu sering untuk kita mendengarkan janji, mendengar visi misi dan akhirnya saat mereka menerima kursi semua akan lupa dengan janji, lalu cenderung memperbaiki perekonomian diri bukan malah pada rakyat sendiri yang jelas jelas ingin melihat janji janji. 

Terlalu hebat negeri ini dalam membuat cerita menjadi sebuah buku buku yang amat tebal, terlalu banyak lika liku kebaikan negara ini yang di ketahui dunia tetapi juga banyak yang tidak di ketahui keburukan dan kebobrokan negeri tercinta ini. Mulai dari pendidikan di daerah yang butuh di kasihani dengan peduli, ada juga ekonomi yang naik turun dan kadang membuat masyarakat menjerit dalam penderitaan yang hanya bisa dilakukan pasrah pada sang maha kuasa, karna pasrah pada pemerintah adalah kata yang tidak mungkin dapat kita percaya.

Berbicara mengenai pemilu juga tak luput dari politik uang, bukan hanya di kalangan masyarakat saja, tetapi di elite politik pun demikian . Bagaimana bisa kita hidup di tengah tengah hal yang tidak mungkin untuk di lakukan, hal ini sudah melanggar etika dan hukum. Indonesia butuh orang orang jujur dan bertanggungjawab, kalau soal kecerdasan terlalu banyak orang punya, tapi kalo ditanya tentang kejujuran tidak ada jaminan. 

Pemuda sebagai masa depan bangsa yang harusnya peduli terhadap politik ini, tetapi apalah daya terlalu kecewa akan susah untuk kembali percaya. Dari orde lama, orde baru sampai sekarang ini sudah banyak sekali tragedi tragedi, seharusnya kita belajar bahwa korupsi adalah hal paling harus dan wajib di berantas jika negeri ini masih ingin maju dan berkembang. 

Itulah yang menjadi masalah di negeri ini mengapa muda mudi selalu tutup mata dan telinga  ketika ada yang menyebutkan politik, karena terlalu banyak kejadian di perpolitikan yang membuat generasi muda kita tak lagi peduli masalah politik. Mereka beranggapan bahwa politik adalah hal rumit yang penuh masalah, padahal politik itu sendiri tidak salah dan yang salah itu oknum oknumnya. PR pemerintah masih besar dalam membuat rakyat percaya lagi pada negara, rakyat percaya lagi pada pemimpin bangsa sehingga akan ada lagi kepercayaan yang bisa kita bangun bersama untuk negara.

Kunci kesuksesan pemilu yang akan mendatang adalah kepercayaan, pemilih terbanyak ada di kalangan generasi muda, Indonesia mengalami bonus demografi yang tinggi dan kita seharusnya bisa memanfaatkan itu. Pemilu adalah ajang untuk menyampaikan visi misinya bukan janji yang nanti di ingkarinya. Siapa saja yang menjadi calon, siapa saja yang terpilih di negara ini harus bisa menjadi sebuah panutan yang baik, dan tidak ada lagi tinta hitam yang terkena baju putih. Indonesia butuh pemimpin bukan butuh si tukang janji, Indonesia butuh seorang yang jujur bukan tukang korup, Indonesia lahir melalui proses persatuan bukan Cuma satu orang. Indonesia negara yang luas, Indonesia negara yang kaya dalam segala hal tapi Indonesia butuh pemimpin yang tulus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun