Di era globalisasi ini, penurunan moral di kalangan siswa menjadi perhatian besar. Di Indonesia, prinsip-prinsip budaya ketimuran yang menekankan moralitas dan sopan santun mulai terkikis. Melihat fenomena ini, peneliti Universitas Negeri Malang mengembangkan media pembelajaran cerita bergambar yang diadaptasi dari Serat Sana Sunu, karya sastra Jawa yang memiliki nilai moral tinggi. Media ini sesuai dengan prinsip pendidikan karakter Ki Hajar Dewantara.
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengembangkan media cerita bergambar sebagai sarana efektif untuk mengajarkan moral. Pengembangan produk ini menggunakan pendekatan ADDIE (Analisis, Desain, Pengembangan, Implementasi, dan Evaluasi). Setelah produk mendapatkan validasi, selanjutnya di uji cobakan kepada siswa SMP Negeri 3 Singosasi.
Dalam implementasinya, media pembelajaran ini menghadirkan cerita bergambar dengan ilustrasi menarik yang diambil dari nilai-nilai luhur dalam Serat Sana Sunu. Cerita ini disajikan dengan gaya yang mudah dipahami siswa, sehingga tidak hanya menghibur tetapi juga mendidik. "Kami ingin siswa dapat memahami nilai-nilai moral dan etika yang terkandung dalam budaya melalui pembelajaran Bahasa Indonesia secara relevan dan menarik," ujar Dhikri, salah satu anggota peneliti dari Universitas Negeri Malang.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa media tersebut berhasil menumbuhkan minat siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia dan memiliki kemampuan untuk menanamkan nilai-nilai yang tinggi. Berdasarkan validasi, media ini dinilai memiliki kelayakan tinggi dari ahli dalam hal tampilan visual dan konten materi. Siswa memberikan tanggapan yang positif pada tahap uji coba, dengan skor kebermanfaatan 98,2%. Ini menunjukkan bahwa media ini layak dan menarik untuk digunakan dalam pembelajaran.
Lebih lanjut, peneliti juga mengungkapkan bahwa media pembelajaran ini tidak hanya dapat digunakan di ruang kelas, tetapi juga diharapkan dapat diakses siswa secara mandiri di rumah. Dengan demikian, proses pembelajaran moral dapat terus berjalan di luar jam sekolah. Berdasarkan hasil penelitian, tampak bahwa penggunaan media cerita bergambar ini mampu menciptakan suasana belajar yang interaktif dan partisipatif. Hal ini menjadi penting dalam konteks pendidikan karakter yang menuntut siswa tidak hanya menjadi penerima pasif, tetapi juga menginternalisasi nilai-nilai yang diajarkan.
Media pembelajaran berbasis cerita bergambar ini mencerminkan komitmen calon guru dalam mendukung pendidikan karakter, sesuai dengan amanat Ki Hajar Dewantara yang menekankan pentingnya pembentukan budi pekerti. Dengan adanya inovasi ini, para peneliti berharap dapat berkontribusi dalam mencetak generasi yang berakhlak mulia di tengah tantangan globalisasi.
Produk yang dikembangkan ini diharapkan tidak hanya meningkatkan pengetahuan siswa tetapi juga memperkuat karakter positif mereka. Dalam jangka panjang, produk ini diharapkan menjadi media yang efektif untuk mengajarkan karakter, terutama untuk generasi muda yang kini hidup di tengah derasnya arus globalisasi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI