Mohon tunggu...
Dzikri Faizziyan
Dzikri Faizziyan Mohon Tunggu... Mahasiswa - The cosmos is within us. We are a way for the universe to know itself.

I love writing as much as i love reading. My one and only standard of morality is individual liberty.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membangun Kebiasaan Baru Membutuhkan Pemicu atau Isyarat yang Kuat Serta Rencana Tindakan

19 Januari 2022   17:10 Diperbarui: 19 Januari 2022   17:13 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber foto: steemit.com)

Kita semua memiliki isyarat yang memicu kebiasaan tertentu. Misalnya seperti dering handphone yang mengisyaratkan untuk memeriksa pesan.

Ketika kamu memahami bahwa rangsangan tertentu dapat mendorong sebuah perilaku, kamu dapat menggunakan pengetahuan ini untuk mengubah kebiasaanmu. Bagaimana caranya? Nah, salah satu caranya adalah dengan mengubah sekeliling dan lingkungan di sekitarmu untuk mendorong kebiasaan yang lebih baik.

Mari kita ambil contoh pada pekerjaan seorang dokter, Anne Thorndike, yang berdomisili di Boston. Ia ingin meningkatkan kebiasaan diet pasiennya tanpa mengharuskan mereka untuk membuat perencanaan diet. Lalu bagaimana ia melakukannya? Ia mengatur ulang kantin rumah sakit. Awalnya, lemari es berisi soda hanya diletakkan di sebelah meja kasir. Kemudian, Thorndike meletakkan air minum tidak hanya di dekat meja kasir tetapi di setiap stasiun minuman lainnya. Selama tiga bulan, penjualan soda turun 11 persen, sementara penjualan air melonjak 25 persen. Orang-orang membuat pilihan yang lebih sehat hanya karena pemicu untuk minum air lebih menonjol daripada soda.

Jadi perubahan sederhana pada lingkungan kita dapat membuat perbedaan besar. Ingin berlatih gitar? Taruhlah gitarmu di tengah ruangan. Ingin makan camilan yang lebih sehat? Letakkanlah di atas meja, bukan di dalam laci. Buat isyaratmu sejelas mungkin sehingga kamu kemungkinan besar akan cepat meresponnya.

Cara bagus kedua untuk memperkuat isyarat adalah dengan menggunakan implementation intentions. Kebanyakan dari kita cenderung terlalu tidak yakin terhadap niat kita. Ketika ingin menerapkan pola hidup sehat, kita sering berkata, "Aku akan menjaga pola makan", lalu berharap untuk tetap konsisten pada ucapan tersebut. Nah disini, implementation intentions menciptakan rencana yang lebih detail seperti menetapkan kapan dan di mana kamu mau untuk menerapkan kebiasaan yang ingin kamu kembangkan tersebut. Penelitian menunjukkan bahwa cara ini efektif.

Sebuah studi tentang pemilu di Amerika Serikat menemukan bahwa warga negara yang ditanyai pertanyaan "Jam berapa kamu akan memberi suara?" dan "Dengan cara apa kamu akan pergi ke tempat pemungutan suara?" lebih berkemungkinan besar akan benar-benar muncul di tempat pemungutan suara daripada mereka yang hanya ditanya "Apakah kamu akan memilih?".

Jadi, jangan hanya mengatakan, "Aku akan lebih sering berlari." Namun katakanlah, "Pada hari Senin, Rabu, dan Jumat, saat alarm berbunyi, hal pertama yang akan aku lakukan adalah mengenakan perlengkapan lari dan berlari sejauh dua mil." Kemudian, tempatkan sepatu larimu di tempat yang bisa kamu lihat. Hal ini akan membuat rencanamu menjadi lebih terstruktur disertai dengan isyarat yang jelas. Hasilnya mungkin akan membuatmu terkejut karena kebiasaan larimu akan lebih mudah terbentuk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun