Sasaran Dakwah, dari Mukmin kepada Muhsin
Oleh: Syamsul Yakin dan Muhammad Dzikri Al Wafaa
Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pada bagian sebelumnya telah dibahas bahwa seorang mukmin yang berhasil melewati ujian iman akan diangkat menjadi seorang muhsin, yang berarti seorang muslim yang memiliki iman yang teguh dan berperilaku dengan baik secara lahir dan batin. Bermula dengan berislam dan beriman, dan naik ke tingkat tertinggi, berihsan.
Berislam secara praksis adalah seperti dialog berikut ini. Selanjutnya dia berkata, “Hai Muhammad, beritahukan kepadaku tentang Islam.” Rasulullah menjawab, “Islam itu engkau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah, engkau mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan mengerjakan ibadah haji ke Baitullah jika engkau mampu melakukannya". (HR. Muslim).
Sementara beriman secara praksis bisa dipahami dalam penggalan riwayat berikut ini. Orang itu berkata lagi, “Beritahukan kepadaku tentang Iman". Rasulullah menjawab, “Engkau beriman kepada Allah, kepada para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, kepada para rasul-Nya, kepada hari Kiamat dan kepada takdir yang baik maupun yang buruk”. Orang tadi berkata, “Engkau benar” (HR. Muslim).
Terdapat perbedaan praktis antara berislam, beriman, dan berihsan dari yang dibicarakan di atas. Jika diteliti, beriman lebih berfokus pada keyakinan hati kepada Allah; berislam lebih berfokus pada perbuatan baik, seperti ibadah, sebagai bukti iman; dan berihsan adalah hasil dari berislam dan beriman. Target dakwah bervariasi dari orang kafir ke orang muslim, dari orang muslim ke orang mukmin, dan dari orang mukmin ke orang muhsin.Di dalam al-Qur'an ciri orang-orang bertakwa (muttaqin) dikatakan sebagai orang-orang yang selalu berbuat baik (muhsinin). "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa" (QS. Ali Imran/3: 133).
Pada ayat berikutnya diungkap ciri orang-orang bertakwa secara rinci. "(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan" (QS. Ali Imran/3: 134). Jadi ada korelasi antara muttaqin dan muhsinin.*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H