Program Kampus Mengajar 7 merupakan kegiatan diluar kampus yang diadakan oleh Kemendikbudristek, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, Pemberdayaan mahasiswa meliputi pengembangan soft skill dan hard skill mahasiswa, dan pengembangan masyarkat di sekitar sekolah penugasan. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa pendidikan merupakan fondasi utama dalam membentuk generasi emas Indonesia.Â
Salah satu inisiatif yang penting dalam menaiikan mutu pembelajaran adalah program kampus mengajar yang digagas oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Kampus mengajar 7 mengharuskan membuat program kerja sesuai dengan kebutuhan di sekolah penugasan yang meliputi literasi, numerasi, adaptasi teknologi, mitigasi perubahan iklim, pengelolaan dan pemanfaatan buku bacaan dan perpustakaan, pengelolaan pojok baca kelas, pengembangan karakter siswa dan lain sebagainya. Kampus mengajar 7 terus berupaya mengirimkan mahasiswa agar bisa berkontribusi langsung dalam proses pendidikan di sekolah-sekolah dasar dan menengah di seluruh Indonesia.
Sekolah yang menjadi tempat penugasan saya adalah SMP PGRI 8 BOGOR, Sekolah yang berada di Jl. Raya Semplak-Cemplang No. 276 Kota Bogor, Jawa Barat ini terdiri dari 13 ruang kelas, 4 Kamar mandi siswa, satu ruang ruru dan tempat sholat (bisa dijadikan ruang uks juga), satu ruang staff tata usaha, dan satu perpustakaan, 2 lab komputer, dan ruang kepala sekolah. SMP PGRI 8 memiliki jumlah siswa/i kurang lebih 340 orang yang terdiri dari kelas 7 sampai kelas 9, di kelas 7 terdapat 4 ruangan kelas yaitu 7A -- 7D, Kelas 8 terdiri dari 8A -- 8C, dan kelas 9 teridiri dari 9A -- 9D.
Pada saat melakukan observasi di SMP PGRI 8 BOGOR untuk melihat kebutuhan apa saja yang sekolah perlu di perbaiki atau di tingkatkan. Di ruang kelas terdapat papan informasi seperti struktur kelas, jadwal piket, dan jadwal pelajaran. Selain itu, terdapat pojok baca kelas yang harus di perbaiki agar lebih indah dan nyaman ketika siswa menggunakannya.Â
Sekolah SMP PGRI 8 BOGOR masih minim sekali dalam hal literasi dan numerasi, hal ini terlihat dari para siswa/i nya yang kurang minat untuk baca dan masih kurang mengenai poster literasi di madding ataupun di dinding sekolah. Selain itu terdapat beberpa siswa yang masih kurang lancar dalam membaca.
 Sekolah ini menggunakan 2 kurikulum, yakni kurikulum merdeka untuk kelas 7 dan kurikulum 2013 untuk kelas 8 dan 9 Metode belajar di sekolah ini masih menggunakan metode ceramah, yakni guru menerangkan dan siswa menyimak apa yang disampaikan oleh guru. Menurut saya metode belajar seperti itu mudah membuat para siswa/i menjadi cepat bosan dan kurang bersemangat dalam belajar.
Maka dari itu, kita sebagai mahasiswa program kampus mengajar 7 membawa misi untuk memperbaiki dalam hal literasi dan numerasi para siswa SMP PGRI 8 BOGOR agar bisa lebih bersemangat dalam belajar serta meningkatkan minat baca siswa, adaptasi teknologi, mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan, mitigasi perubahan iklim dan pendidikan karakter.
Selama penugasan pada program kampus mengajar 7, kami memiliki beberapa program kerja diantaranya adalah Revitalisasi Perpustakaan, Revitalisasi Mading, Game Edukasi Interaktif (quizizz), Adaptasi Teknologi (Pemanfaatan Internet dalam Pengembangan Literasi Digital Melalui Desain Canva), Kemah Literasi dan Numerasi di sekolah, Gebyar P5 (berkolaborasi dengan salah satu wali kelas 7 yang kebetulan akan melakukan outing class.Â
Pada acara tersebut rencanya akan dilakukan permainan tradisional dan kewirausahaan), Sosialisasi Perundungan/Bullying kepada wali murid, Ultrasi (Ular Tangga Numerasi merupakan salah satu media ajar yang menggunakan ular tangga untuk menarik siswa belajar dalam hal ini di bidang numerasi), Membuat Pot Tanaman Obat, dan Tangga Numerasi
Terdapat program kerja yang melibatkan masyarakat secara langsung yakni Sosialisasi Perundungan/Bullying kepada wali murid dengan tema "Anti Perundungan di Sekolah", dalam kegiatan ini kami mengundang wali murid yang kebetulan pada waktu itu sedang mengadakan pembagian rapot tengah semester, kegiatan ini kami laksanakan karena melihat banyak sekali kasus perundungan/bullying di sekolah ataupun media sosial (Cyber Bullying) dan korbannya kebanyakan anak-anak dibawah umur dan masih berstatus sebagai seorang pelajar.Â
Selain itu, para siswa sering mengejek teman-temannya dengan perkataan yang tidak pantas dan memanggil nama temannya dengan nama orang tuanya. Dari hal itu lah kami prihatin akan mirisnya watak dan karakter siswa pada zaman sekarang karena banyak faktor dan pengaruh yang melatar belakangi siswa melakukan hal tersebut salah satu nya dari media sosial itu sendiri.